AC Milan telah mendulang 17 poin di liga sejak Serie A bergulir kembali. Tim asuhan Stefano Pioli itu hanya kalah banyak dari Atalanta yang telah menghimpun 22 poin dalam periode yang sama. Pada giornata ke-33, Rossonerri kembali mempertahankan tren positifnya selepas menundukan perlawanan Parma 3-1 di San Siro, Kamis (16/7) dinihari WIB.
Di laga ini Milan menurunkan starting XI dengan rata-rata usia 27 tahun dan 185 hari. Itu merupakan line up paling tua Milan semenjak mereka menurunkan skuad dengan rata-rata usia 27 tahun dan 188 hari pada April 2017. Tak heran jika kemudian Milan terlihat lebih matang dalam laga kontra Parma.
Sebabnya, Zlatan cs sempat tertinggal lebih dulu lewat tendangan keras Jasmin Kurtic di menit ke-44 dan membuat Kurtic mengulang catatan apiknya pada bulan Oktober 2017 saat mencetak gol di dua laga beruntun.
Milan baru bisa menyamakan kedudukan di babak kedua lewat sepakan keras Franck Kessie di luar kotak penalti menit ke-55. Gol tersebut menjadi kali kedua Kessie di Serie A mencetak gol dalam tiga laga beruntun setelah yang pertama terjadi pada September 2016.
Empat menit berselang setelah gol Kessie giliran sang kapten, Alesio Romagnoli, yang menjebol gawang Luigi Sepe sekaligus menasbihkan bahwa Romagnoli merupakan spesialis gol babak kedua setelah lima dari enam golnya selalu tercipta di paruh kedua laga.
Milan memastikan tiga poin setelah Hakan Calhanoglu mencetak gol yang serupa dengan Kurtic dan Kessie di laga tersebut pada menit ke-77. Gol tersebut menjadi klaim bagi pemain asal Turki tersebut sebagai spesialis tendangan roket sebab sejak awal Februari Hakan telah mencetak tiga gol di Serie A lewat tembakan keras di luar kotak penalti, hanya Malinovskyi yang lebih baik darinya dengan 4 gol.
Hasil 3-1 ini memang belum mampu merubah posisi Milan di klasemen, kini Milan tetap terjaga di posisi ke-7 dengan 53 poin sama dengan yang dihimpun Napoli dalam 33 laga satu tingkat diatas Milan. Namun demikian, ada fakta menarik bahwa Milan telah mencapai rentetan produktifitas terbaiknya di Serie A setelah mereka melakukannya di 2009 silam (dalam delapan laga). Mereka secara konsisten tak pernah kurang mencetak dua gol dalam 7 laga terakhirnya di Serie A yang diputar kembali sejak awal Juni.
Sang pelatih, Stefano Pioli mengatakan bahwa Milan perlahan mulai menunjukan peningkatan mental. Aspek mental sangat penting bagi sebuah tim untuk memenangkan pertandingan. Disamping melancarkan serangan berbahaya, timnya juga mesti tetap seimbang.
"Kekuatan mental tim telah meningkat dengan baik. Tim sadar akan kualitas mereka. Aspek mental adalah bagian terpenting dari pertandingan. Tim berusaha menjadi berbahaya tetapi tetap seimbang," tukas Pioli selepas laga. Seperti dinukil dari Milan TV.
Pioli juga menyadari jika keberadaan pemain senior yang berpengalaman seperti Zlatan begitu signifikan dalam timnya. Meskipun tak mencetak gol dalam laga tersebut, Zlatan yang mencetak 100 penampilan dinihari tadi menjadi sosok yang paling intimidatif lewat tembakan demi tembakan yang Ia lancarkan ke gawang Parma.
Dalam laga tersebut Zlatan melepaskan sembilan tembakan, itu menyamai jumlah tembakan paling banyak yang pernah pemain berpaspor Swedia ini lepaskan dalam satu laga Serie A, yaitu pada Maret 2012 lawan AS Roma.