Dalam sepak bola, psywar atau physchological warfare yang berarti perang urat saraf merupakan hal yang paling menarik jadi pembahasan sebelum maupun sesudah pertandingan. Biasanya, psywar kerap digunakan pelatih atau pemain melalui metode komunikasi yang disediakan dalam sesi konferensi pers.
Namun demikian, berbeda dengan psywar yang dilontarkan salah satu klub sepak bola Italia yang berbasis di Bergamo, Lombardy, yaitu Atalanta Bergamasca Calcio (Atalanta B.C), kepada calon lawannya yang berasal dari Ibukota Perancis, Paris Saint-Germain jelang laga perempat final Liga Champions, keduanya akan saling bunuh untuk berebut tiket semifinal lewat format baru satu leg pada 12 Agustus mendatang.
Meskipun tim yang upah seluruh pemainnya setara dengan upah Cristiano Ronaldo -- upah pemain Atalanta 36 juta euro/sekitar Rp598 miliar per musim, sementara upah Ronaldo 39,7 juta euro/Rp660 miliar per musim -- dianggap anak bawang pada drawing Liga Champions di markas besar UEFA, Nyon, Swiss, pada Jumat (17/7) petang WIB.
Mereka tak henti-hentinya menyusun strategi psywar yang ciamik lewat permainan kolektif nan produktif di Serie A. Teranyar Duvan Zapata cs mengirimkan pesan propaganda kepada Neymar dkk lewat kemenangan besar 6-2 pada partai Derby Lambordia melawan Brescia dalam lanjutan giornata ke-33.
Atalanta mengungguli sang tamu selepas memperoleh 69 persen berbanding 31 persen penguasaan bola, sebuah narasi betapa dominannya permainan Atalanta. Kini, Ruslan Malinovskyi cs tak bisa dianggap sebelah mata di kompetisi paling akbar antar-klub di benua biru itu. Sebab ketika Serie A masih menyisakan 5 pertandingan lagi, La Dea -- julukan Atalanta -- sudah menghimpun 93 gol.
Sebelumnya Napoli pernah lebih baik lewat 94 gol dari 38 laga pada musim 2016/17, namun dengan jumlah laga yang lebih sedikit Atalanta tentu bisa mempertajam catatan produktivitas mereka. Sehingga Marten de Roon cs berkesempatan memecahkan rekor yang bertahan dalam 70 tahun terakhir yang dipegang AC Milan dan Torino sebagai tim paling subur di Serie A.
Seperti dikutip dari Opta Paolo, AC Milan mencetak 101 gol pada 1950-1951, sementara Torino melakukannya pada musim 1949-1950 dengan menghimpun 103 gol. Bahkan di tingkat regional Eropa, catatan gol Atalanta musim ini (hingga pekan ke-33 Serie A) hanya kalah dari Bayern Munchen yang telah mencetak 100 gol.
Sang allenatore tak canggung mempertegas psywar yang dimainkan anak buahnya lewat ketajaman membobol gawang lawan, Ia menyebut bahwa catatan tersebut positif bagi timnya dan semusim silam timnya juga melakukan hal serupa meskipun tak sebaik musim ini.
"Ini sangat bagus bukan? Jumlah itu (93 gol) begitu banyak. Kami sebenarnya juga mencetak banyak gol musim lalu. Tapi kami lebih baik musim ini dan banyak gol berkualitas tercipta," pekik Gasperini memuji dengan bangga pasukannya. Seperti dikutip dari Sky Sports Italia.
"Kami tidak pernah memulai musim untuk berharap di posisi yang sangat tinggi, tetapi ini adalah tahun kedua berturut-turut kami berada di posisi empat besar. Bermain di Liga Europa dan kemudian Liga Champions membantu kami menjadi dewasa dan terbiasa dengan level yang berbeda," sambungnya.
Tak dipungkiri bahwa Serie A dan Liga Champions penting bagi Gasperini, kini Ia tengah mempersiapkan timnya untuk meladeni PSG pada 12 Agustus mendatang tanpa kehilangan konsentrasi di Serie A. Tentu dengan terus mengasah mental, intensitas, dan fokus di kompetisi domestik.