Lihat ke Halaman Asli

Gilang Dejan

TERVERIFIKASI

Sports Writers

Tren Negatif Persib dan Bergulirnya Liga 3 Seri 1 Zona Jawa Barat Tahun 2019

Diperbarui: 1 September 2019   09:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemain Persib Bandung berkumpul di tengah lapangan Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, setelah ditahan imbang 1-1 oleh Madura United pada pekan kelima Liga 1 2019. | Sumber: Kompas.com/Septian Nugraha

Pada paruh musim Liga 1 musim lalu, Persib berhasil mengakuisisi label juara paruh musim bersama pelatih Mario Gomez. Namun, pada musim ini cerita berbanding terbalik. 

Tidak ada nama Persib di posisi teratas, runner up, zona Champions Asia bahkan di sepuluh besar. Dalam 16 pertandingan Shopee Liga 1 2019, Persib hanya mampu mengumpulkan 16 poin saja dan duduk di peringkat ke-12.

Agak runyam mengurai situasi yang terjadi di dapur Persib musim ini. Sebab, banyak faktor yang memengaruhi tren negatif Persib saat ini, mulai dari rotasi pelatih yang sempat menjadi kontroversi tersendiri di awal musim hingga perekrutan pemain yang tidak lebih baik dari musim lalu. 

Tidak kondusifnya kondisi Persib dimulai ketika manajemen mengubah posisi sentral di staf kepelatihan saat Mario Gomez digantikan oleh pelatih yang masih hijau seperti Miljan Radovic, sampai pada akhirnya situasi pelik tim tak kunjung reda ketika pelatih kawakan seperti Roberts Alberts pun didatangkan.

Alberts belum bisa berbuat banyak untuk perubahan Persib ke arah yang lebih baik. Sebab, mayoritas pemain yang ada di tim bukanlah kehendaknya. 

Tidak adanya peran pemain kunci dan pilihannya sendiri seperti Wiljan Pluim dan Marc Klok (saat melatih PSM Makassar) atau Roman Chmelo (saat melatih Arema Indonesia) membuat strateginya belum berjalan dengan mulus. 

Adapun Rene Mihelic dan Artur Gevorkyan yang diharapkan menjadi tokoh sentral tak juga berhasil mengejawantahkan apa yang diinginkan pelatih berpaspor Belanda tersebut. Memang butuh waktu yang tidak sebentar untuk memulihkan kondisi Persib.

"Sekarang saya membangun Persib. Seperti Juergen Klopp membangun Liverpool dia butuh dua sampai tiga tahun untuk sukses dan kami juga akan melakukan itu. Persib sedang berada di jalur yang tepat," ungkapnya seperti dinukil dari laman Simamaung.

Namun seperti diketahui bersama, bobotoh kadang tidak terbiasa dengan kata-kata "butuh proses", karena Persib adalah tim besar dan bukan tim medioker yang tengah berproses. 

Hal demikian membuat beberapa bobotoh di sebagian wilayah Jawa Barat sedikit membelot ke tim-tim yang mereka sebut "pelarian" di daerahnya masing-masing. 

Ada 21 tim peserta Super Jalapa Liga 3 Seri 1 regional Jawa Barat yang membuat mereka mengalihkan dukungannya barang sebentar sampai menanti Persib kembali normal bersama Roberts Alberts.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline