Ketika apresiasi terus dialamatkan kepada trio Firmansah (Firmino, Mane, dan Salah, read), ada satu sosok yang terlupakan dari gemilangnya penampilan Liverpool musim ini. Juergen Kloop? Bukan. Seorang yang memainkan perannya dibalik layar dan jarang sekali diekspos oleh media. Dia adalah Zeljko Buvac, tangan kanan Klopp.
Buvac dan Klopp adalah tentang persahabatan. Mereka telah bekerja sama selama 17 tahun. "Ini persahabatan. Sebelum dan sesudah sesi latihan, kami berbincang. Sebelum dan sesudah pertandingan juga demikian", kata Buvac. Bahkan Klopp sendiri menjuluki asistennya tersebut The Brain atau otak dibalik terciptanya sistem gegenpressing ala Klopp.
Buvac bisa dibilang bukanlah asisten pelatih biasa bagi Klopp. Paket Klopp-Buvac telah melalui berbagai kemenangan hebat dan pencapaian luar biasa yang didapatkan di Bundesliga, Liga Primer, bahkan Liga Champions. Sejak menjadi pelatih-asisten pada 2001, keduanya seperti sebuah paket yang sulit dipisahkan. Sehingga sistem gegenpressing itu kian sempurna.
Borussia Dortmund adalah tempat di mana keduanya membangun sistem tersebut. Hasilnya mereka bisa menembus final Liga Champions dengan skuad yang notabene tidak diperhitungkan sebelum kejuaraan dimulai. Kini, di Liverpool keadaannya hampir serupa. Mereka bisa berangkat ke Kiev dan mematahkan berbagai prediksi.
Namun menjelang semifinal leg-2 Liga Champions melawan AS Roma, Rabu (2/5) atau Kamis dini hari WIB. Berhembus kabar tak sedap bahwa Buvac tidak lagi bersama Klopp dan Liverpool. Tidak adanya penjelasan mengenai absennya Buvac ini menumbuhkan berbagai spekulasi dari media lokal Inggris dan Internasional. Ada yang menyebut jika hubungan Klopp dan Buvac renggang akibat perbedaan pemikiran.
Dalam beberapa sesi latihan, Klopp berdiri berjauhan dengan Buvac, sampai batas Buvac kabarnya tidak dilibatkan lagi di area taktikal hingga pemilihan pemain. Cukup beralasan jika asumsi ini menguat. Tak mungkin Klopp melepas begitu saja orang kepercayaannya jika masalah tidak benar-benar besar.
Ada pula yang berspekulasi jika Buvac tengah discouting oleh direksi Arsenal untuk dijadikan suksesor Arsene Wenger yang pensiun musim ini. Walaupun isu ini agak sedikit mengundang kontra mengingat berisiko sekali jika memang Arsenal menunjuk Buvac. Belajar dari kesalahan Manchester United yang menunjuk David Moyes sebagai suksesor Sir Alex.
Namun faktor minimnya pengalaman bisa dikesampingkan. Zeljko Buvac merupakan seorang pemikir taktik jika mengacu pada pernyataan Klopp yang berbunyi bahwa Buvac adalah otak dibalik terciptanya sistem gegenpressing. Selain itu Buvac juga merupakan salah satu pelatih muda yang kaya inovasi. Meski Ia harus disandingkan dengan pelatih berpengalaman macam Carlo Ancelotti, Luis Enrique, hingga Massimiliano Allegri. Posisi Bubac sebagai kandidat masih kuat.
Toh, saat Arsene Wenger pertama kali datang ke London berstatus sebagai pelatih yang minim pengalaman namun ide-idenya dalam melatih mampu membuka lembaran baru Liga Primer. Buvac bisa jadi tidak banyak dikenali oleh penggemar Arsenal yang menamakan dirinya Gooners, karena selama ini Ia hanya terkungkung dibalik kebesaran nama Juergen Klopp.
Meski demikian, setelah 17 tahun lamanya bekerja dibawah naungan Klopp, Buvac punya ambisi untuk menjadi pelatih kepala. Hasrat untuk menangani klub sebagai orang nomor satu selalu ada. "Kami berdua ingin menjadi pelatih. Kami saling berjanji, jika saya pelatih, saya akan membawamu. Begitu pula sebaliknya. Dan pada akhirnya dia (Klopp) menjadi pelatih terlebih dahulu", Kata Buvac.
Biarkan asumsi diatas terus berkembang. Berakhirnya masa kerja Buvac dengan Klopp adalah kewajaran. Kita bisa membuka cerita lama dari pelatih-pelatih hebat yang pernah beredar di Eropa. Salah satunya Brian Clough-Petey Taylor. Petualangan kedua pelatih ini membuat masing-masing menjadi sahabat dalam pekerjaan.