Lihat ke Halaman Asli

Gilang Dejan

TERVERIFIKASI

Sports Writers

Momentum Telolet Jelang Asian Games 2018

Diperbarui: 21 Desember 2016   19:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Assajidin.com

Telolet mendunia. Warga asing mengkepokan diri mencari arti telolet sesungguhnya, jangankan warga luar negeri, saya sendiri saja masih belum sepenuhnya paham betul kenapa ‘Telolet’ bisa begitu fenomenal di hari ini. Apakah selera humor masyarakat Indonesia sudah berada dititik paling nadir? Akan tetapi tak bisa dipungkiri kita membutuhkan ‘om telolet om’ demi menyegarkan pikiran dari masalah kebhinekaan dan kegagalan Timnas sepakbola Indonesia di ajang AFF Cup 2016.

Awalnya saya ingin membahas ‘opa telolet opa’ yang ditujukan khusus kepada pelatih Timnas Alfred Riedl dalam artian meminta beliau memberikan senyuman terbaiknya (red: juara), namun momentumnya dirasa kurang pas karena telolet baru mencapai ketenarannya setelah AFF 2016 usai.

Telolet merupakan sebuah hiburan rakyat yang rasa-rasanya begitu tulus tanpa dusta. Akhir-akhir ini kita hanya bisa melepas tawa yang tak ikhlas kala menyaksikan acara televisi swasta yang kelewat dipaksakan. Penonton dibayar lalu disuruh tertawa sekeras-kerasnya agar penonton dirumah ikut-ikutan latah mengeluarkan ketawaan dusta.

Hanya telolet yang mungkin sebenar-benarnya hiburan paling menyegarkan, pada awalnya ‘om telolet om’ digunakan oleh bocah-bocah Jepara tatkala mereka melihat bus lewat, mereka selalu meminta supir menyalakan klakson-nya hanya karena ingin mendengar suara klakson, setelah itu mereka tertawa lepas dan tentu memecah kedegilan yang sebelumnya mereka ciptakan sendiri.

Tak ubahnya sewaktu kecil, kita pernah menadahkan kepala ke langit disaat ada pesawat terbang yang melintas seraya berteriak sekencang-kencangnya “kapal minta duit:!” kadang sembari berlari-lari kecil mengikuti arah kapal udara itu. Lalu klimaksnya kita melepas tawa yang kelewat degil untuk momen yang baru saja terjadi.

Tak pelak masyarakat Indonesia hari ini menggunakan kembali cara sederhana itu untuk dijadikan bahan lelucon alias tertawaan untuk menyegarkan pikiran mereka yang terbelenggu dengan pelbagai permasalahan negeri ini yang semakin tak lucu lagi. Suka tidak suka, pada akhirnya kita akan menulis “om telolet om” di kolom status media sosial kita. Atas dasar ikut-ikutan maupun mencari kebahagiaan paling sederhana.

Setelah Timnas Indonesia mampu mengobati masalah kebhinekaan, kini telolet menggantikannya. Banyak masyarakat bola yang sebetulnya juga menantikan kebahagiaan yang tak kunjung datang untuk menghibur kemarau panjang prestasi sepakbola Indonesia. Hanya dengan telolet kita bisa mengalihkan segala kekusutan yang tercipta.

Juga hanya dengan telolet kita bisa sedikit melupakan skandal-skandal jelang persiapan Indonesia menuju Asian Games XVIII edisi ke-18. Terungkapnya kasus dugaan korupsi dana sosialisasi AG 2018 menjelaskan bahwa mendeknya instrument anti korupsi umumnya di Indonesia khususnya di Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).

Sejauh ini polisi sudah menetapkan dua tersangka dalam kasus ini, yaitu Sekjen Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Dodi Iswandi, dan Ikhwan Agus Salim, pemenang tender sosialisasi Asian Games 2018.

Multi event yang rencananya akan diselenggarakan pada tanggal 18 Agustus – 2 September 2018 ini menjadi event besar yang dalam sejarahnya merupakan kali kedua Indonesia ditunjuk sebagai tuan rumah setelah AG 1962 di era presiden Bung Karno. Seminggu yang lalu Dewan Olimpiade Asia (OCA) sudah menyepakati 41 cabor di Asian Games 2018 yang akan diselenggarakan di dua kota Jakarta dan Palembang. Semoga dengan telolet, Asian Games 2018 bisa terlaksana dengan lancar. Keep telolet!

Pun dengan warga dunia yang kian penasaran dengan telolet semoga semuanya bisa terjawab pada waktunya. Sulit memang menjelaskan telolet menggunakan bahasa Internasional. Saya hanya mendapat solusi untuk menjelaskan telolet kepada khalayak dunia melalui AG 2018 ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline