Lihat ke Halaman Asli

Gilang Sadewa

GG ga guys

Tersayat detik rindu penghujung tahun

Diperbarui: 10 Maret 2022   12:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Manusia patung

Diam seribu waktu tanpa hitung
Tak ada payung, berlian mata terbendung dalam kantung
Sedih hati terperosok ke dalam curamnya palung
Menanti mustahilnya suaramu tanpa ujung

Kuusap gambar senyummu mengambang diatas kertas
Sebuah harta karun pelipur rindu tanpa batas
Niat pembunuhan diri kian memanas
Sayang hati tak sanggup dan kian melemas
Tinggallah aku seonggok diri seperti sampah begitu ngenes
Gila, adalah kata penggambaran diri yang kini kurasa pantas

Meja yang kacau semakin kacau diterangi lampu yang temarau
Menopang berat rindu diatas fotomu layaknya pulau
Tenggorokanku semakin meracau dengan suara parau
Berpadu ramainya detik jam tengah malam yang terus memantau
Tak ada yang mampu menghalau, sedih dalam tangis meraung dalam galau


Rani, ku tau kau tak akan lagi hidup
Kau tau? bunga musim gugur tak lagi kuncup
Segera kembang es menimbun tanah seperti selimut
Tahun lalu kau di sini, sekarang bayangmu hilang ditelan kenyataan imut


Tak akan lagi hangatkan hatiku dengan cukup
Tak akan lagi menutup tidur dengan sebuah kecup
Tak akan lagi suaramu menemani pagi dengan semangkuk sup
Kini kau tertidur dan semua cintaku tertutup dengan sayup sayup
Happy new year rani

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline