Di Pulau Sulawesi, ada monyet berwarna hitam pekat dan berekor pendek yang merupakan salah satu hewan endemik khas pulau ini. Orang Sulawesi biasa menyebut mereka " Yakis ". Mereka hidup berkelompok di hutan-hutan tropis, sepanjang jalan tran Sulawesi tengah, tepatnya jalan Kebun kopi yang menghubungkan Kota Palu dan Kabupaten Parimo, Yakis dapat kita jumpai diatas pohon-pohon yang tumbuh tepi jalan tersebut. Yakis cenderung pemelu apabila bertemu manusia, biasanya mereka lebih memilih melarikan diri daripada berlama-lama saling tatap mata dengan mahkluk yang menurut darwin masih baku sepupu dengannya. Tapi konon katanya Yakis cenderung "maniso" atau genit apabila mereka bertemu manusia berjenis kelamin perempuan. Entah karena, ada hubungan kekerabatan dengan manusia, tapi ( maaf ) kelamin Yakis terkadang muncul ketika mereka melihat perempuan manusia. Ini pernah saya liat pada Yakis peliharaan yang cenderung agresif ketika melihat perempuan yang lewat didepan kandangnya. Bahkan saya pernah mendengar kabar, bahwa ada seorang perempuan terluka dikerumuni kawanan Yakis. Anehnya wanita malang tersebut bukan terluka akibat cakaran atau gigitan, tapi karena panik sehingga terjatuh akibat perlakuan primata-primata itu.
Cerita mengenai Yakis, seorang teman saya mempunyai pengalaman yang menggeikan, kebetulan teman saya tersebut seorang petugas Kepolisian yang sedang bertugas menumpas pembalakan liar atai illegal loging.
Karena rekan saya tersebut diamanati sebuah senapan ketika itu, di sebuah hutan dia bertemu seekor Yakis sedang bersantai ria disebuah Pohon besar. Karena mungkin daerah asal teman tersebut dari kota, dia merasa kaget dan girang bukan kepalang menemukan seekor hewan diatas pohon tersebut. Tangannya langsung gatal hendak menembak Yakis yang sedang santai itu. Tanpan basa-basi dia langsung membidikan senjatanya kearah yakis, kontan merasa nyawanya terancam, secepat kilat Yakis itu melarikan diri dengan cara loncat ke pohon disebelahnya. Karena bingung, teman tadi berteriak, mengancam yakis jangan melarikan diri, layaknya ketika dia bertugas mencegah pencuri atau perampok yang hendak meloloskan diri. Namanya Hewan, bukanya mengindahkan apa ultimatum bapak itu, nalurinya tetap lebih memilih jurus seribu langkah tanpa memperdulikan himbauan pak Polisi itu.
Menyaksikan peristiwa tersebut, teman polisi itu seperti mematahkan teori evolusi Darwin, dia berkata bahwa itulah letak perbedaan Monyet dengan manusia . Bagaimanapun namanya binatang tak bisa menerjemahkan bahasa manusia.
Yakis merupakan binatang yang dilindungi kelangsungan hidupnya oleh pemerintah. Saat ini habitat mereka mulai terusir akibat pembalakan liar pohon-pohon sebagai rumahnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H