"Gibran harus merantau Bu, anak laki-laki tak boleh jago kandang"
Ibu menggeser punggungnya sedikit, sorot matanya mengarah pada pohon pisang namun pandangannya menerawang
"Ah, justru Ibu mikir, biar dia jadi ustaz saja"
Aku mengernyit,
"Dia kan nggak pinter, nilai di semua pelajaran kurang, biar jadi ustaz saja, tuh liat pak ustaz nggak kerja tapi uangnya banyak"
Aku makin mengernyit
Leher menegang
Pola pikir macam apa yang merasuki Ibu?!
Teh buatannya ku tenggak dulu
Lalu berseru
" Baik Bu, tapi coba pikirkan lagi, jadi ustaz itu nggak gampang.. "
Bersyukur aku tak jadi ngumpat
"Harus pinter, ilmunya harus banyak, pikirannya harus terbuka, harus ikhlas ngabdiin diri buat masyarakat. Bukannya lebih bagus kalau dia ikut aku ke Jakarta, Bu. Kuliah dulu.. Kalau kerja, gaji lulusan S1 kan lumayan"
Suasana mendingin..
Ibu dan aku lalu mengangguk-angguk
Rapat keluarga penghasil rencana telah rampung
Tinggal soal kapan adik tinggalkan kampung
Sementara Gibran menguping di balik dinding
Niat menanam pohon belimbing
Atau bisnis membuat suling
Tinggal jadi impian kering
Sore Sukabumi 2017
gijenal