Aku ingin Tuhan
Yang kehujanan di terik siang
Memayungi gersangnya pemaknaanku dengan kekuyupan
Hingga dahaga berbasah-basah
Tandus mati tak lagi gelisah
Di benakku, di benakNya
Aku ingin Tuhan
Yang menggigil di tengah unggun
Padamkan murka yang telah lupa ampun
Hingga unggun luruh menjadi embun
Di hatiku, di hatiNya
Aku ingin Tuhan
Yang bisu di tengah seribu firmanNya
Dalam sunyi merdu bernyanyi
Tentang kasih yang sejati
Di kalbuku, di kalbuNya
Aku hanya ingin Tuhan
Yang kecil di tengah kebesaranNya
.
Pojok Jakarta, 2018
Gijenal
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H