Lihat ke Halaman Asli

Next Menkoinfo- CIO Indonesia

Diperbarui: 18 Juni 2015   05:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14062835521342966477

[caption id="attachment_335112" align="aligncenter" width="420" caption="Next Menkoinfo~CIO Indonesia"][/caption]

{CIO}

Lima-sepuluh tahun lalu seorang IT masih di level tukang komputer. Era hyper digitalisasi sekarang tidak bisa lagi dipegang oleh politikus yang sudah pasti notabene tidak menguasai IT secara strategik maupun konsep. Masa Menkoinfo tidak mengerti Cloud Server, Data Warehouse atau sampai sebuah IP dinamic dan static beroperasi? Belum istilah dan pengejawahtahan backbone infrastructure komunikasi dan informasi negara ini dan belum lagi content-nya, maka tak heran saya nilai perkembangan IT di negara ini masih terbatas sizing, seperti tumbuhnya pengguna internet kita seperti sudah dianggap negara yang sangat cutting edge technology. IT di negara ini kulihat masih sebatas memberi keuntungan kepada provider, belum kepada negara. Sizing adalah konsep IT atau ICT 20 tahun lalu.

Mencari Menteri Komunikasi & Informatika menurutku harus menemukan kompetensi di bidang IT min setingkat CIO (Chief Information Technology) sebuah perusahaan besar namun harus nasionalis dan kuat strategi skala nasional (paham budaya, diversitas, kekayaan kelokalan, bagaimana negara ini mau dibawa dan dikomunikasikan dari basis data ke strategic level) dan bargaining ke International, kalau Jokowi mau meng-e-kan kebijakan. Seperti surat nota dinas dan diplomatik dan urusan administrasi penyelenggaraan berbangsa dan bernegara sudah harus mulai meninggalkan cara manual yang rawan dimanupulasi dan menghabiskan banyak anggaran.

Kesulitannya, orang-orang IT yang hebat juga biasanya malas berkecimpung di politik dan pemerintahan. Mengapa? Karena karakter praktisi IT itu sangat dinamis, border-less, time-less dan FOLK. Mereka bergerak sangat cepat dan sulit mengikuti bikorasi, namun ini zaman beda.  Ini era Jokowi adalah kita. Jokowi harus menemukan anak bangsa ini yang mungkin terserak berdiaspora.

Coba lihat perusahaan-perusahaan besar atau negara-negara besar, aku yakin mereka kuat karena pasti strategi IT dan ICT-nya sungguh hebat. Ini sudah harga mati apabila mau memanfaatkan maksimal seluruh kekayaan biodiversitas negara yang begitu luar biasa.

Hal ini sudah bukan barang umum kalau kita bicara sustainability, technology itu diumpamakan seperti air dan udara. Bukankah air dan udara adalah komponen yang membangun sustainability suatu kemanusiaan? Begitulah technologi harus membingkai niat baik bangsa agar efektif. Siapa yang menguasai teknologi maka akan menguasai dunia.

Harapan kita, di era Jokowi, tentu tidak mau lagi punya Menteri Komunikasi dan Informatika yang hanya bisa membangun "situs internet positip" untuk memblok situs porno atau merazia warnet setelah bertahun-tahun menjabat.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline