Lihat ke Halaman Asli

Gigin AryaLugina

Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung Jurusan Sejarah Dan Peradaban ISlam

Pengasingan Bung Hatta di Banda Neira

Diperbarui: 4 Juli 2022   11:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Banda Neira, adalah kepulauann maluku yang keindahannya tak diragukan lagi, sering dijadikan tempat destinasi liburan oleh turis lokal maupun mancanegara karena keunggulan keindahannya tak bisa dibandingkan dengan destinasi wisata lain, orang jika mendengar kata bandaneira otomatis memikirkan tempat yang indah bak syurga dunia yang tersembunyi, makanya tak heran jika banda neira menjadi salah satu tempat liburan yang banyak orang tahu.

Keindahan banda neira menutupi sisi historisnya, kita hanya tahu bahwa tempat ini indah, namun dibaik keindahanya itu ada cerita sejarah yang luput dari sepengetahuan. bagaimanapun banda neira menjadi saksi bisu bagaimana pahlawan indonesia pernah diasingkan atau diculik. Begitupun aku yang saat ini belum sadar dengan seluruh fenomena nasional, ini menjadi pelajaran betapa pentingnya membaca sejarah dengan sangat radikal. 

Kolonialisme yang ada pada tanggal 11 februari 1936 memaksa hatta dan keluarga pada saat itu harus diasingkan oleh pasukan kolonial belada dengan tujuan untuk melunakan perjuangan para pahlawan. pada saat itu bung hatta belum mempunyai tempat tinggal, hingga pada akhirnya ia mendapatkan tempat tinggal diperasingannya, tepatnya di rumah iwa koesoemasoemantri untuk sementara waktu karena sebelumnya ia tidak memounyai tempaat tinggal disana.

Namun pada akhirnya, Hatta dan keluarga mendapatkan tempat tinggal meskipun menyewa, ia mendapat satu rumah kosong kepunyaan tuan tanah setempat dengan biaya sewa Rp.70.000 perbulan, pemilik rumah menyewakan rumah tersebut dengan biaya murah karena rumah tersebut sudah lama kosong, banyak cerita tentang rumah tersebut akibat sudah lamanya tidak ditempati rumah ini berhantu menurut warga sekitar, namin hatta tidak menghiraukan itu. Yang terpenting iya dan keluarga mempunyai tempat untuk berteduh semasa iya diasingkan.

Hatta yang pada saat itu diasingkan bersama keluarga dan sjahrir, akhirnya harus berpisah, sjahrir memutuskan untuk pindah tempat tinggal dan jauh dari kediaman hatta. alih-alih bermukim dengan aman sentosa, bom perang dunia ke-2 pada saat itu mengenai kediaman hatta, ujian dan cobaan didapatkan lagi oleh bung hatta. Dan pada akhirnya tahun 1944 bangunan rumah pengasingan ini dibangun ulang. 

Ditempat ini, bung hatta bertemu dengan teman lama nya yang menjadi diplomat kebanggaan yaitu Des Alwi , mereka sangan dekat , saking kedekatan mereka des alwi memanggil hatta dengan panggilan om kacamata, Mereka bertemu saat mereka sekolah di ELS ( Europesche Lagere School ). dan menjadi teman dekat disana. dan pada akhirnya mereka dipertemukan di banda neira.

Sebelumnya, Bung Hatta diasingkan oleh pihak kolonial Belanda di Boven Digoel, Papua pada tahun 1935 selama setahun. Setelah enam tahun diasingkan disini, Bung Hatta bersama Bung Sjahrir kemudian diasingkan ke Rumah Pengasingan Hatta - Sjahrir di kota Sukabumi, Jawa Barat pada tanggal 1 Februari 1942 dalam rangka mempersiapkan proklamasi kemerdekaan Indonesia. 

Saking berbahayanya orang-orang ini sampai kolonial belanda mengkhawatirkan kedua orang ini dan terus mengasingkan mereka dengan dalih supaya memperhambat kemerdekaan indonesia. 

Masa pengasingan Bung Hatta dan Bung Sjahrir berakhir pada awal tahun 1942 ketika sebuah pesawat amfibi Catalina datang untuk menjemput mereka berdua. perasaan senang dan sedih pun didapat oleh bung hatta pada saat itu, Sebab, ia harus merelakan dua koper buku kepunyaan hatta ditinggalkan di banda neira karenapesawat yang dipakainya itu kelebihan beban. sampai saat ini mungkin buku-buku hatta ada di bandaneira dan dimuseumkan jika tidak dimakan rayap dan habis dimakan umur.

Bung hatta membuat sekolah sore di bandaneira, Sekolah yang berbentu kelas kecil ini terdiri dari tujuh bangku dan meja belajar model lama menghadap sebuah papan tulis kayu. Dalam sekolah sore ini Bung Hatta dan Bung Sjahrir mengajari anak-anak Banda pelajaran aritmetika hingga bahasa Inggris. Syahrir mengajar anak-anak kecil, sedangkan Hatta mengajar anak yang lebih besar.  ini merupakan sebuah peninggalan gerakan hatta yang dibuat kala itu, setidaknya iya sedang diasingkan, namun ia harus terus bergerak untuk membuat anak negeri ini mempunyai intelektualitas yang memadai. ini menjadkan catatan sejarah yang luput dari pandangan orang-orang indonesia. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline