Hidup bebas tentunya impian dari semua orang bukan,? dapat menjalankan kehidupan sebaik baiknya tanpa ikatan maupun paksaan yang hadir untuk menghalangi kita dalam menikmati waktu yang ada . Sejatinya kehidupan seperti apa yang kita inginkan? tentunya semua hal tersebut tergantung bagaimana kita sebagai manusia menjalaninya.
Semua itu pasti dapat dirasakan sebagai manusia yang memiliki perasaan dan tentunya menginginkan kebebasan atas kehidupan yang kita jalankan. Diumur yang terbilang muda ini, kita selalu merasakan yang namanya paksaan dan tuntutan atas apa yang telah dijalani, bukankah hal tersebut termasuk dalam merenggut kebebasan baik jiwa maupun raga seseorang?.
Hal tersebut pun telah dirasakan oleh "aku". Hidupnya selalu diselimuti oleh tuntutan baik dari orang terdekat, bahkan keluarganya. Entah kehidupan seperti apa yang dijalankan oleh ku sebagai anak yang selalu dituntut untuk menjadi seseorang yang dapat membanggakan dan juga dapat mengangkat derajat orang tua.
Memang pastinya semua orang tua menginginkan yang terbaik untuk masa depan anaknya bukan? Tetapi terkadang sikap yang mereka tunjukkan dalam menuntut anak demi mencapai apa yang diharapkan bisa saja salah, memaksa anak untuk terus didalam lingkaran kehidupan dengan "batas" yang tidak dapat dilewati oleh aku.
Kehidupan yang kujalani terasa berat ketika kedua orangtuaku menuntut hidupku untuk menjadi sesuatu yang mereka inginkan, tanpa mereka sadari bahwa aku hidup dibawah tekanan, jauh dari rasa bebas yang ingin kurasakan sepanjang hidup ku. Menangis, tanpa suara dan tetes air mata, rasa sakit yang menusuk didalam jiwa sebab raga yang terikat oleh lingkaran keegoisan orang tua.
Tetapi semua itu hanyalah emosi didalam jiwa, teriakan seolah mengatakan bahwa aku ingin "BEBAS" dalam belenggu tuntutan keluarga, aku hanya dapat menjalani semua itu tanpa bisa hidup seusai kemauanku, tujuan ku, impianku.
Memang benar, pilihan dan harapan orangtua tentu menginginkan yang terbaik bagi anak anaknya, tetapi bagaimana bisa ketika anak hidup dalam paksaan kehendak orangtua tanpa adanya ruang bagi anak untuk dapat berkreasi dan berimajinasi bagi kehidupan mereka sendiri.
Kehidupan dimasa kecil yang kujalani sampai saat ini, suka duka kurasakan hingga kini beranjak di usia- 20 tahun, banyak terpaan dan hinaan yang kuterima selama hidup, baik dari teman terdekat ku yang mereka anggap semua hanyalah candaan untukku, tanpa disadari itu menyakiti perasaan ku.
Mereka mengatakan bahwa aku merupakan anak yang culun, tidak berani untuk melawan kehendak apa yang telah dilarang orangtua ku. Dibalik itu semua kulakukan demi menunjukkan rasa hormat dan sopan santun ku kepada kedua orangtua ku, dimana seorang anak tidak boleh untuk melawan bahkan membentak kedua orangtua.
Sejatinya sebagai seorang anak harus berbakti kepada kedua orangtua, sekeras apapun tuntutan yang diberikan, harus dapat dijalankan sebaik baiknnya demi tujuan membahagiakan orangtua. Itulah yang saat ini sedang aku jalani, mentaati perintah nya sebagai anak kedua yang nantinya diharapkan sebagai tulang punggung keluarga pengganti ayah.
Ketika seorang anak menuntut hak nya dalam kehidupan yang ingin dijalaninnya, apakah dapat dilihat kebelakang mengenai kewajibannya sebagai anak yang harus patuh dan taat kepada aturan yang terdapat dalam keluarganya. Tidak hanya untuk meminta hak bebasnya dalam menjalani kehidupannya, tetapi apakah dia juga dapat mematuhi aturan yang telah disepakati bersama demi kebaikan nya juga?