Lihat ke Halaman Asli

Mengurangi Polusi Udara dengan Katalis Molibdate

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hari berganti hari, bulan berganti bulan, tahun berganti tahun. Semakin lama masalah lingkungan semakin mengancam sang tuan rumah. Hal ini dikarenakan sang tuan rumah juga ikut berperan merusak “tempat tinggalnya” sendiri. Berbagai aktivitas manusia semakin lama semakin kurang memperhatikan “rumahnya” sendiri. Kita sebagai manusia kadang terkelabuhi oleh keuntungan finansial yang berlimpah. Sehingga kadang “rumahnya” tidak pernah terurus. Ya, inilah realita yang kita alami saat ini. Udara semakin panas dan ruang terbuka hijau semakin lenyap tergerus oleh bangunan bertingkat-tingkat. Tidak perlu saling menyalahkan, sekarang mari segera berdiri dari tidur dan beraksi untuk menyelamatkan lingkungan kita untuk anak cucu kita. Mulailah dari yang kecil yaitu membuang sampah pada tempatnya dan menghancurkan sampah yang tidak bisa terurai. Saat hal kecil ini sudah mulai terbiasa, kita bisa berbuat lebih banyak lagi. Ya untuk anak cucu kita biar mereka bisa menghirup segarnya alam hijau ini.

Mengurangi Polusi Udara Bernama CO2

[caption id="attachment_399" align="aligncenter" width="410" caption="Molibdate Catalyst by MIT Researcher"][/caption] Saat ini banyak peneliti di dunia ini berlomba-lomba untuk mengurangi polusi udara dengan berbagai macam penelitiannya. Dan yang baru-baru ini adalah penelitian tentang pengurangan emisi gas CO2. Kita ketahui bersama bahwa gas CO2 semakin meningkat. Menurut data dari situs hijau Indonesia, menyebutkan bahwa emisi karbon dioksida (CO2) global mengalami kenaikan hingga 45% antara tahun 1990 – 2010, dan mencapai rekor tertinggi sebesar 33 miliar ton pada tahun 2010.  Banyak Negara-negara besar menyumbang kenaikan emisi ini seperti China (10%), AS (4%), India (9%), Uni Eropa (3%), baik secara individual maupun kolompok. Emisi karbon dioksida (CO2) ini seringkali dihasilkan oleh kendaraan dan industri (power plants). Usaha untuk mengurangi polusi udara dari emisi gas CO2 ini juga dilakukan oleh tim peneliti dari MIT (Massachusetts Institute of Technology). Proyek ini masih dalam proses penelitian yang mendalam, yaitu mempelajari interaksi dari katalis dengan gas CO2. Dimana diharapkan dengan menggunakan katalis tersebut gas CO2 dapat diserap yang kemudian ditransformasi menjadi molekul yang berguna. Sehingga selain dapat mengurangi polusi udara sekaligus dapat memanfaatkan gas CO2 tersebut untuk keperluan yang lebih berguna.

Prinsip Kerja Katalis untuk Mengurangi Polusi Udara

Sesuai penelitian yang dilakukan oleh tim MIT, prinsip kerja yang diharapkan adalah dengan menjebak karbon dioksida yang kemudian mentransformasikan menjadi senyawa organik yang bermanfaat menggunakan suatu senyawa kompleks (katalis). Katalis ini menggunakan logam Molybdenum yang akan menjadi kompleks Molibdate, dimana relatif melimpah dan stabil dalam udara dan air. Gas karbon dioksida akan ditransformasi menjadi ion karbonat yang bermuatan negatif. Ion ini kemudian akan direaksikan dengan senyawa silikon untuk menghasilkan format. Format merupakan starting material yang umum digunakan untuk menghasilkan senyawa organik yang berguna untuk berbagi keperluan. Proses perubahan karbon dioksida menjadi senyawa organik ini dinamakan carbon fixation. Atom molybdenum ini akan berikatan dengan empat atom oksigen dengan struktur tetrahedron sederhana. Senyawa kompleks inilah katalis untuk “menyerap” gas karbon dioksida. Kompleks ini selanjutnya akan berikatan dengan molekul karbon dioksida dan akan tercipta senyawa organic. Inilah konsep dari tim MIT sebagai usaha mereka untuk mengurangi polusi udara. Kita sebagai masyarakat umum meskipun tidak ikut dalam penelitian tersebut harus bisa menunjukkan kepedulian kita terhadap lingkungan ini. Lingkungan ini adalah rumah kita yang kita tempati setiap saat. Untuk itu marilah kita jaga dan lestarikan lingkungan hijau kita. Source: MIT NewsCrazyengineersHijauku ================================= Penulis: Gigih Kurniawan (gigihkurniawan.net)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline