Setelah bertemu dengan Joko Widodo di Stasiun MRT Lebak Bulus 13 Juli 2019 yang lalu, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto hari ini bertemu dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
Saat ini kita ketahui bahwa baik Gerindra maupun PDI Perjuangan adalah dua partai besar yang menguasai parlemen Indonesia.
Dalam pertemuan Prabowo dan Megawati kali ini, Prabowo tidak mengenakan pakaian kemeja safari berwarna krem yang dia gunakan untuk berkunjung ke berbagai tempat, ataupun kemeja Safari berwarna ketika bertemu dengan Jokowi pada waktu yang lalu.
Prabowo Subianto pergi berkunjung bersilahturahim ke kediaman Megawati dengan mengenakan batik lengan panjang dengan motif utama parang yang merupakan motif batik tertua di Indonesia.
Kunjungan Prabowo ini pun disambut oleh Megawati, Puan Maharani, Pramono Anung dan Prananda Prabowo, Ketua Bidang Ekonomi Kreatif PDI Perjuangan.
Tentu saja baik pertemuan Prabowo dengan Jokowi maupun pertemuan Prabowo dengan Megawati adalah sebuah pertemuan politis meskipun kita tidak akan tahu kesepakatan-kesepakatan politis apa yang telah terjadi baik sebelum atau setelah pertemuan tersebut.
Bagi orang awam, mereka bisa bebas menafsirkan gerak-gerik politis yang sedang telah terjadi tanpa benar-benar mengerti apakah pertemuan tersebut adalah sebuah pesan atau sekedar pepesan belaka.
Bila menarik pada jejak di masa lalu sebelumnya, hubungan "erat nan romantis" antara Megawati dan Prabowo ini sebenarnya bukan kali ini saja terjadi. bahkan dulu pernah Prabowo menjadi pendamping Megawati dalam kontestasi pemilihan presiden.
Ya, hubungan antara Megawati dan Prabowo mulai erat sejak Pemilu 2009, di mana Megawati dan Prabowo maju mencalonkan diri sebagai capres dan cawapres, pada saat itu mereka (Megawati-Prabowo) berdua secara kebetulan menghadapi "musuh" yang sama, yakni Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Perang dingin antara Megawati dan SBY ini sudah berlangsung lama, hal ini atas kekecewaan Megawati karena dianggap telah dikhianati oleh SBY, yang masa itu kembali mengangkat SBY menjadi menteri setelah dipecat oleh Gusdur.