Lihat ke Halaman Asli

Gigih Prayitno

TERVERIFIKASI

Penulis

Mengenal Lebih Dekat Aksi Protes di Hong Kong yang Sebabkan 2 Juta Orang Turun ke Jalan

Diperbarui: 17 Juni 2019   18:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aksi Protes di Hongkong, Minggu (16/6/2019) | Twitter/ThomasVLinge

Pada hari Minggu (16/7/2019) diperkirakan sekitar ratusan ribu hingga dua juta rakyat Hong Kong turun ke jalan untuk memprotes kebijakan pemerintah terkait rancangan undang-undang ekstradisi baru, protes ini sudah berlangsung sejak seminggu sebelumnya (9/6/2019).

Aksi protes ini menyebabkan baku hantam antara aparat dan para demonstran sudah tidak bisa dihindarkan lagi, bahkan ada yang menyebutkan adalah ini aksi unjuk rasa menolak RUU Ekstradisi terburuk dalam sejarah huru-hara politik di Hong Kong.

Dimana dalam rentetan aksi penolakan RUU Ekstradisi ini aparat keamanan menggunakan gas air mata dan peluru karet dan juga baku hantam yang tidak bisa dihindarkan lagi saat pengujuk rasa mencoba memasuki dan menyerbu sejumlah jalan di pusat bisnis kota Hong Kong tersebut.

Tidak hanya itu, bentrokan pun terjadi selama berjam-jam, dimana aparat keamanan menggunakan tindak kekerasan yang menyebabkan banyak korban.

Jadi apa itu RUU Ekstradisi yang diprotes oleh masyarakat Hong Kong?
RUU baru terkait ekstradisi akan memudahkan transfer buronan antara Hong Kong, Republik Rakyat China (RRC), Taiwan, dan Makau. Bila RUU tersebut disahkan, maka mereka yang menjadi tersangka di Taiwan dapat diekstradisi ke Hong Kong, dan juga sebaliknya. 

RUU ekstradisi tersebut memudahkan para buronan untuk ditangkap dan diadili meskipun di tempat dia tidak melakukan kejahatan.

Selain itu, bila RUU tersebut disahkan, ada spekulasi dan kekhawatiran hal ini akan menjadi kesempatan pemerintah untuk menangkap aktivis lokal yang pro-demokrasi di Hong Kong yang mereka semua adalah anti-China.

Awal Pemicu
Aksi protes ini bermula dari sebuah kisah seorang laki-laki berusia 19 tahun bernama Chan Tong Kai yang memiliki kekasih Poon Hiu-wing berusia 20 tahun.

Pada waktu itu dikabarkan Poon mengandung, kemudian Chan membunuh dan memotong tubuh Poon dan memasukkan bagian tubuh Poon ke dalam koper, kejadian ini terjadi di Taiwan, sedangkan Chan adalah penduduk Hong Kong.

Chan melarikan diri dengan kembali ke Hong Kong dan ditangkap oleh kepolisian Hong Kong, Chan pun mengakui semua perbuatan yang dilakukan kepada Poon.

Kisah selengkapnya kasus Chan dan Poon bisa dibaca di sini

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline