Lihat ke Halaman Asli

Sepeda Kiamat

Diperbarui: 25 Juni 2015   23:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Seminggu yang lalu ayahku membawa sepeda merah yang mungil ke rumah. Katanya ini sepeda baru, baru dibelinya di loak. Aku dan sepeda itu mulai berteman. Kami mulai belajar untuk saling memahami, saling menghargai dan saling menikmati jalan. Namun karena sepeda itu adikku minggat dari rumah, karena sepeda itu ibuku menangis seharian, karena sepeda itu ayahku hancurkan rumahku seketika. Ah sepeda itu sepeda kiamat. Saking kesalnya sepeda itu ku bakar saja. Biar sajalah ayahku meraung, biar sajalah rumahku lantak. Maka tetap ku bakar saja sepeda itu. Biar tak ku dengar marah ayahku maka ku bakar saja sepeda itu. Bersama diriku di dalamnya!

19 November 2009

(gie, 104 kata)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline