Ini cerita jadul. Berawal dari kisah tentang seseorang yang disebut Kyai Ano. Orangnya lembut, tetapi jenaka. Hidupnya sederhana, tak masyhur, tak populer. Pokoknya tak terendus media massa. Tapi ia sering jadi tempat bertanya bagi orang-orang alim, baik yang benar-benar mengenalnya maupun yang baru tahu kabarnya saja sebelumnya.
Kyai Ano dianggap ulama yang mumpuni ilmu rohaninya, sangat tajam mata batinnya. Selain ditengarai mampu menebak pikiran orang yang datang padanya, Kyai Ano dianggap memiliki kemampuan memprediksi masa depan. Dengan akurat tentu saja. Karena kalau sekadar memprediksi masa depan, siapa pun bisa, dengan margin error semaunya.
Banyak pihak yang sudah membuktikan kesaktian Kyai Ano. Sebagian merasa terbantu dengan sarannya, sebagian lagi merasa terselamatkan oleh nasihatnya. Anehnya, kekeramatan Kyai Ano tidak terpublikasikan secara masif. Mungkin karena media jauh lebih tertarik pada masalah politik.
Namun, ada peristiwa yang sedikit menodai kekeramatan Kyai Ano. Paling tidak di mata pengagumnya. Ceritanya waktu ada gelaran Pilkadip (Pemilihan Kepala Kadipaten) di Kadipaten Karepem, suatu wilayah sekitar pesisir utara pulau Jawa. Kebetulan calonnya cuma 2 pasang.
Saat itu salah satu pendakwah populer yang menurut pengakuanya bukan tim sukses maupun simpatisan pasangan calon adipati dan patih manapun mendatangi Kyai Ano. Sekadar silaturahmi, katanya.
Sebagai orang yang memiliki kepekaan nurani tinggi, Kyai Ano sudah dapat memprediksi arah kemauan si pendakwah. Maka dengan arif ia bercerita. Bahwa ia mendapat petunjuk gaib berupa mimpi. Ia pun membisikkan sebuah nama, Ratmoko... Ratmoko.. Ratmoko.. Ratmoko.. Ratmoko. Sang kyai mengaku lima kali bertemu dengan orang itu dalam mimpinya.
Si pendakwah girang bukan kepalang. Info itu sesuai benar dengan kata hatinya, sesuai benar dengan cita-cita politiknya. Namun ia masih jaim, jaga image. Ia tidak memperlihatkan kegirangannya pada Kyai Ano hingga akhirnya pamit dan meninggalkan kediaman sang kyai.
**
Dengan penuh sukacita sang pendakwah mendatangi calon adipati idolanya. Disaksikan ribuan pewarta dari segala penjuru negeri, si pendakwah memaparkan hasil pertemuannya dengan sang kyai "keramat". Rakyat Kadipaten Karepem pun heboh.
Pendukung calon Adipati Ratmoko makin mantap dengan dukungannya, pengikut si pendakwah yang tadinya mengaku netral itu pun sebagian besar meyakininya. Bahwa Ki Ratmoko adalah calon Adipati pilihan Tuhan.