Membaca berita di berbagai media online tentang patung macan di sebuah markas KORAMIL yang akan diganti, konon karena netizen menyebutnya lucu, aku jadi teringat sebuah kejadian di saat ayahku saya berulang tahun.
Aku masih kecil waktu itu, sekira SD kelas 4. Di ulang tahun ayah ke-50-an saat itu aku, dua kakakku, dan adikku patungan untuk membeli hadiah. Kami sepakat membeli kacang rebus dan menempatkannya dalam setangkup besek (wadah bambu). Bukan itu saja, ada hadiah tambahan dari kami berupa sepasang sandal jepit ijo ukuran terbesar.
Ayah tertawa terkekeh menerima hadiah dari anak-anaknya. Sambil ngemil kacang rebus, sandal jepit langsung dicoba, masih kekecilan sebenarnya karena ukuran kaki ayah sepertinya mengikuti ukuran Eropa, panjang telapaknya nyaris 30 cm. Apapun itu, kami semua cekikikan gembira.
Memang hadiah dari kami biasa saja. Karena tahun sebelumnya kami juga memberi hadiah serupa. Yang "istimewa" sebenarnya hadiah dari ibu. Ibu menghadiahi ayah sebuah kaset dan ayah terlihat senang.
Dengan sigap ibu menyiapkan tape lalu menyetel kaset tersebut. Awalnya musiknya lancar jaya, seperti musik keroncong kesukaan beliau berdua, tetapi beberapa saat kemudian suaranya melambat meleot-leot tak karuan. "Mii..yoo.. maee … ho.. ho.. ho.. iyo… hu.. hu.. hu.." begitu kira-kira suaranya.
Sontak ayah tertawa terkekeh. Ibu cemberut. Kami, anak-anaknya saling berpandangan sambil menahan geli. Mungkin karena sebelumnya kami menggunakannya untuk menyetel beberapa kaset Sanggar Cerita sehingga komponen di dalamnya "kecapekan" dan outputnya tak maksimal, butuh istirahat dulu beberapa jam. Tapi kami diam saja, membiarkan ibu dalam kekecewaan karena mengira kaset baru yang dibelinya rusak. Tiba-tiba ayah nyeletuk sambil terkekeh," Ini sih namanya macan ompong.. hehehehe.."
Macan ompong? Aku penasaran. Kuambil sampul kaset dan kubaca lebih teliti. Ternyata di daftar lagu pertamanya tertulis "Stambul Macan Ketawa" dengan penyanyinya Waljinah, salah satu biduanita legendaris Indonesia.
"Stambul Macan Ompong… hahahaha.." Kali ini ayah tertawa lepas, kami makmum ketawa.
"Mungkin head-nya panas, tadi baru saja buat nyetel kaset lama sekali. Bukan kasetnya yang rusak. Nanti dicoba lagi, Bu." Kakak sulungku bicara setelah puas tertawa.
"Woooooo gitu, to? Pantesan‼" Ibu meluapkan kekesalan, tetapi ada terbaca raut kelegaan di wajahnya. Kembali kami tertawa. Kali ini ibu ikut bergembira.
Hmm.. Stambul Macan Ketawa.. ternyata lagu itu memang ada. Berarti, bukan hanya ayam, macan ketawa ternyata juga ada ... dan patung macan lucu itu tidak salah apa-apa.. ho.. ho.. ho..