Lihat ke Halaman Asli

Giens

freelancer

Duh, Pidato Pak Beye

Diperbarui: 3 November 2016   15:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tanggal 2 November ketum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudoyono mengungkapkan kemarahannya dengan cara berpidato di kediamannya. Semua orang paham itu ekspresi kemarahan yang ditahan-tahan.

Sebelumnya, mungkin banyak yang mengharapkan pidatonya akan menjadi salah satu pendukung solusi peredam tensi suasana menjelang rencana demonstrasi besar-besaran 4 November. Karena bagaimanapun juga beliau pernah jadi presiden di republik ini. Namun, sejak detik pertama mengamati gestur yang tersaji di layar kaca, harapan semacam itu sepertinya berlebihan. Karena hampir mustahil mengharap kata bijak keluar dari insan yang suasana hatinya didominasi kemarahan. Kalau menenangkan dir isaja belum berhasil, bagaimana bisa menenangkan orang lain?

Dan memang, setelah memberikan "nasihat-nasihat" kepada pemerintah dengan nada geram, Pak SBY mulai mengungkapkan isi hatinya yang terdalam. Dari ketersinggungan karena merasa pihaknya dituduh macam-macam oleh "info intelijen" yang tak akurat hingga klarifikasi atas berbagai pemberitaan (tentang pribadi beliau) yang dirasa menyesatkan. Hanya saja ada sedikit kontradiksi, kalau di awal Pak SBY menegaskan asas equality before the law dalam kasus tuduhan penistaan agama, maka belakangan beliau justru menyatakan ketersinggungan pribadi saat menceritakan kejaksaan agung ingin bertemu dengannya. Kan katanya equality before the law?

Apapun itu, isi pidatonya tidak elok untuk dibahas berkepanjangan karena cenderung bersudut pandang pribadi yang sedang sakit hati (pada pemerintah). Karena ada masalah yang lebih besar untuk dicermati. Di saat kondisi ibukota "terancam" demonstrasi besar-besaran, ikut berpolemik dan menyiarkan kemarahan bukanlah sikap dewasa seorang negarawan. Karena berpotensi memperburuk keadaan. Maka rakyat pun tak bisa disalahkan jika kemudian menganggapnya mengail di air keruh. Pak Beye yang sabar yaa..




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline