Lihat ke Halaman Asli

Sahabat Jiwa

Diperbarui: 25 Juni 2015   08:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Persis dibawah indah bintang kuberdiam
memaknai kasih berjejal dua hati
sempat kubertanya pada megahnya langit malam
dimana ada teman kesendirian??

Ikhlas pada pencipta mentari kukuasakan hidup
dan menyadari angkuhnya peradaban berlautan cobaan
kutanyakan lagi pada rinai keabadian,
kemana pergi sahabat jiwa masa muda???

Hati yang terbelenggu menghimpun benak yang beku
lambaian masa lalu mengusik rindu
para sahabat berlalu satu persatu
mengakhiri cerita, tinggalkan kesaksian-kesaksian...

Tak bisa berharap hangat pada kumpulan salju
tak ada sejuk dalam kobaran api
bersama bayangan sahabat jiwa kucoba temukan pengharapan
meski kusadar, aku telah sendiri ditinggalkan...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline