Sejarah Media Online
Pada akhir tahun 1980-an, ketika industri media di Indonesia telah berkembang tetapi masih berada di bawah pengaruh besar pemerintah. Keadaan ini berlanjut hingga masa reformasi tahun 1998.Jatuhnya rezim yang berkuasa membawa perubahan besar pada industri media. Awalnya dikendalikan oleh pemerintah, media sekarang lebih dikendalikan oleh korporasi.
Kebebasan pers memang jauh dari sebelum reformasi dan keterbukaan. Namun selama dua dekade terakhir, para ahli berpendapat bahwa industri media sangat bergantung pada kepemilikan.Hal ini dapat memiliki efek negatif dalam melihat sesuatu dari sudut pandang pemilik media. Ia juga hanya mengesampingkan pandangan politik dan berbagai bidang lainnya.
Dengan pertumbuhan Internet, konsumen yang bosan dengan liputan media lokal cenderung beralih ke media internasional. Selain itu, seiring dengan menurunnya minat baca masyarakat Indonesia, semakin banyak konsumen yang lebih memilih membaca surat kabar elektronik atau menonton berita dari situs web asing yang sudah menawarkan media online.
Oleh karena itu, media Indonesia juga mengalami:
- Beberapa grup media cetak terbesar di Indonesia mengakui kejatuhan mereka di era internet.
- Grup media yang besar dan memiliki modal bisa dengan cepat membangun media online.
- Dalam satu dekade terakhir, sudah banyak media cetak berupa koran maupun majalah yang beralih ke media online. Konsumen bisa mencari informasi secara gratis maupun berbayar.
- Agar lebih menarik, media yang tadinya hanya berbentuk cetak, kini harus menyediakan informasi seperti wawancara dengan video dan konten yang lebih modern lainnya. Ini karena persaingan di media online yang begitu besar, sehingga harus membuat konten yang menarik agar bisa bertahan.
- Media lain seperti radio juga terkena dampaknya karena sekarang tidak semua gadget hadir dengan fitur radio. Hampir semua radio harus mempunyai platform online, agar konsumen bisa streaming via internet. Radio juga membuat konten siaran langsung bernama viewing radio, jadi bisa ditonton dengan jaringan internet.
Berita online, juga dikenal sebagai berita web, adalah "generasi baru" berita setelah berita tradisional (berita cetak, seperti surat kabar) dan berita siaran. Jurnalisme dipahami sebagai proses pelaporan, penulisan dan penyebaran informasi atau berita (sebenarnya) melalui media massa. Secara sederhana, jurnalisme dapat didefinisikan sebagai "pelaporan peristiwa".
Melalui media online, kita dapat terhubung dengan banyak orang, baik yang kita kenal maupun yang tidak kita kenal. Media online menawarkan kemungkinan komunikasi melintasi ruang dan waktu, membuat berita dapat diakses bahkan pada jarak yang sangat jauh.
Bagi para jurnalis yang memiliki blog atau media online lainnya, hal ini menjadi senjata dalam menyebarluaskan sebagian informasi atau berita yang mereka terima. Kebanyakan orang saat ini lebih suka cepat, mudah, dan cepat.
Hal ini dapat ditemukan di media online, apapun informasi yang mereka cari, kapanpun media online ini menawarkan berita yang ingin mereka lihat, mereka bebas mengklik media ini. Salah satu keuntungan jurnalisme online adalah kemudahan dan kecepatan publikasinya.
Selain menghemat biaya produksi, wartawan hanya membutuhkan internet prabayar. Hal ini memungkinkan jurnalis online dengan mudah memberikan informasi tanpa harus memikirkan isu-isu kritis. Untuk itu, jurnalis yang bekerja di media online harus memperhatikan apa yang sebenarnya terjadi.
Facebook, aplikasi lama yang masih bertahan di era tiktok dan Instagram.
Melihat berbagai data yang ada, baik di Indonesia maupun di seluruh dunia, Facebook masih banyak digunakan, bahkan lebih banyak dari media sosial lainnya.