Lihat ke Halaman Asli

Gibeon Nathanael

Mahasiswa/Universitas Nasional

Halo Effect dan Self Healing

Diperbarui: 1 Agustus 2022   00:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kaum muda, pernahkah kalian mendengar kata Halo Effect?

Halo effect merupakan penilaian atas first impression / kesan pertama pada saat kita melihat orang lain dan berlaku sebaliknya. Seorang psikolog bernama Edward L. Thorndike pertama kali mengenalkan halo effect sekitar tahun 1920. Halo effect ini sering kali terjadi dalam kehidupannya sehari-hari.

Halo effect sendiri memiliki dampak positif dan negatif, karena halo effect hanya menilai seseorang dari apa yang mata kita lihat pertama kali. Pastinya kita sangat sering mengalami halo effect ini, apalagi kita kaum muda yang sedang gencar-gencarnya mencari pekerjaan, pasangan dan pergaulan. Jangan sampai kita terjebak oleh halo effect ini.

Oleh karena itu, kita kaum muda harus lebih berhati-hati untuk tidak mudah memberikan asumsi, yang mampu menyebabkan kita terjebak dalam halo effect ini. Kita sebagai kaum muda harus lebih open minded terhadap lingkungan disekeliling kita.

Lalu apa keterkaitan halo effect dan self healing?

Bukan kah kita sering kali mendengar kata self healing di lingkungan sekitar kita? apa sih self healing itu? Self Healing adalah sebuah proses penyembuhan luka batin yang mengganggu emosi. Lebih singkatnya adalah penyembuhan diri sendiri.

Mungkin self healing merupakan salah satu dampak dari halo effect, kenapa demikian? Karena jika kita baca kembali halo effect merupakan menilai seseorang dari kesan pertama. Nah akibat dari kesan pertama kita bisa banyak menilai orang tersebut mulai dari fisik sampai penampilan.  

Terkadang yang membuat kita benci akan diri sendiri adalah terlalu sering membandingkan diri kita dengan orang lain, kemudian timbullah insecure terhadap diri sendiri dan menganggap diri ini tidak pantas untuk dilihat. Hal itu menjadikan kita tidak bersyukur atas pencapaian yang telah kita raih selama ini.

Untuk mengobati luka psikologis tersebut yang disebabkan karena tidak bisa menerima diri sendiri, kita bisa bisa menyembuhkannya dengan self healing. Namun terlepas dari semua itu, luka batin atau luka psikologis yang kita rasakan, semua proses penyembuhannya membutuhkan waktu dan mungkin juga tidak mudah. Tapi selama kita berusaha maka yakinlah kita pasti bisa sembuh nantinya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline