Lihat ke Halaman Asli

Purnama Pertama di Tanah India

Diperbarui: 5 Agustus 2018   17:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Travel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Assalamu'alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh, Jai Shree Krishna.

Halo, Namaste.

Satu bulan sudah aku berada di tanah India. Bagiku, satu bulan ini sangat terasa. Walaupun baru satu bulan, naik turun rasa sudah kurasa. Banyak pula yang kulihat. Setelah tanggal 03 Juli lalu touch down di New Delhi, tidak ada seminggu aku melintasi rel kereta api India untuk meluncur ke kota ku selama sepuluh bulan kedepan, Ahmedabad di negara bagian Gujarat.

Bagiku, sekitar kota Ahmedabad terasa familiar. Aku jarang merasa bahwa aku berada di luar tanah air. Kota Ahmedabad adalah kota istimewa, sebuah sungai mengalir di tengah-tengahnya. Sungai Sabarmati namanya, dia memisahkan antara masa kini dan masa lampau. Di sisi barat, kota ini mengikuti zaman dengan bangunan tinggi dan terpampang beberapa brand ternama. Dan di sisi timur, terdapat peninggalan sejarah dan bangunan kuno. Salah satunya terdapat Masjid Sidi Sayyid.

Terdapat beberapa sudut kota Ahmedabad yang membuatku merasa seperti di kampung ku yang jauh dari mata, Jakarta Raya. Kota ini sedang membangun MRT nya, yang disebut Metro. Kadang di jalan yang sedang dibangun konstruksi, aku merasa seperti sedang di jalan Fatmawati, ada juga fly over yang membuatku seperti di atas fly over Antasari dan di bawah jalur transjakarta di jalan Tendean. Juga Ahmedabad memiliki 'trans jakarta' nya sendiri, kota ini memiliki jalur 'busway' di yang mirip dengan transjakarta yang bernama BRTS.

Ahmedabad memang terasa seperti rumah, yang nanti juga akan menjadi rumah keduaku selain Jakarta Raya. Namun dengan dikemas rupa aksara yang berbeda, tulisan Latin dan Gujarat mewarnai kota ini. Namun, Ahmedabad bukanlah Jakarta. Ahmedabad ialah Ahmedabad, yang ditinggali para Amdavadi, sebutan untuk kami penduduk kota Ahmedabad.

Satu bulan ini, aku mengenal banyak jiwa baru. Aku juga mengenal tatanan sosial dan budaya baru. Aku kadang mengisi waktuku untuk berpikir dan merenung mengapa hal-hal di sini terjadi. Karna beda bumi yang dipijak, beda juga budaya.

Aku merantau ke tanah India untuk program pertukaran pelajar AFS, aku tinggal dengan orang tua asuh. Dengan perantauan ini, aku dapat belajar bagaimana hidup berjalan di sisi dunia yang lain. Perantauan mengajariku untuk berwawasan luas dan menikmati perbedaan. Aku dulu terbiasa menjadi mayoritas sebagai seorang Muslim dan Pribumi di Jakarta Raya. Sekarang aku harus terbiasa menjadi minoritas disekeliling penganut agama Hindu dan orang Gujarat. Perbedaan ini yang berusaha ku nikmati, agar kelak menjadi pelajaran berharga bagiku dan mereka yang kelak aku ceritakan kisah perjalanan ini.

Aku merasa bersyukur, hidup membawaku ke tanah India. Aku jadi banyak berpikir dan mengevaluasi. Satu bulan ini membuatku belajar banyak. Aku menyadari perjalananku untuk beberapa bulan kedepan bukan untuk hanya dilihat dari sisi duniawi. Pergi ketanah India justru mengajariku untuk dapat memilah sendiri mana yang harus ku ambil ilmunya, mana yang harus ku tinggalkan. Dan dalam memilah sesuatu, aku berusaha memilah tanpa menilai mana yang baik dan mana yang buruk. 

Mungkin kalau aku pergi langsung ke tanah Eropa atau Amerika yang merupakan mimpiku sejak lama, aku akan mendewa-dewakan peradaban mereka. Baru satu bulan saja, merantau ke tanah India mengajariku untuk bersikap lebih dewasa dan makin mencintai tanah airku Indonesia. Dan yang paling terpenting, India mengajariku untuk bersyukur dengan apa yang aku miliki.

Terkadang aku malu, budaya di India masih sangat kental jika dibandingkan dengan Indonesia. Mereka sangat melestarikan tarian terutama tari garba, dan menikmati festival-festival. Bulan juli lalu, aku merasakan festival Rath Yathra. Orang turun ke jalan, menari bersama dan beribadah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline