Dari diri yang dikenal orang bahwa anda pribadi yang berisik. Dengan berbagai tuntutan anda masih tetap memilih untuk tetap berisik kepada dunia yang sedang tidak memihakmu, waktu yang terus anda kejar agar beriringan disampingmu bahkan menginginkan anda lebih cepat daripada waktu. Mengawali pagi dengan membuka mata dan tertuju pada dunia yang sedang menuntutmu untuk mengejar mimpi namun lagi-lagi waktu masih belum bersahabat denganmu.
Seorang diri yang begitu terlihat tenang memberikan bisikan dihadapan orang lain layaknya seorang profesional dalam bidangnya, namun seluruh anggota tubuh sebenarnya sangat ribut seakan menolak bahwa itu bukan lah dirimu.
Waktu hanya berbisik kepada anda bahwa anda masih belum gilirannya, namun dengan tuntutan dari berbagai sisi anda sudah khawatir takut dunia benar-benar tidak memihak anda. Namun anda beragumentasi dimensi dengan waktu bahwa bukan dunia dan waktu tidak memihakku tetapi saya hanya berpacu dengan waktu sehingga pada akhirnya saya akan menjadi pemenangnya berdasarkan saya sebagai tokoh utama dalam dunia ini.
Kehawatiran, kehilangan kepercayaan kepada Tuhanmu membuatmu terasa berada dilorong paling gelap tanpa secercah cahaya yang masuk. Harapanmu adakah yang mengulurkan tangan menerima uluran tanganku? Anda sadar bahwa manusia sekitar melihatmu berisik, hanya pencipta yang tahu bahwa anda sedang tidak baik-baik saja maka pada akhirnya mintalah Tuhanmu untuk memberikan cahaya.
Namun siapa sangka bahwa didunia lain anda sedang beragumentasi dimensi dengan dunia? Siapa sangka bahwa seorang ini yang berisik tersenyum ceria dan bersorai didepan sesama memiliki dunia lain? Hanya anda yang tau bahwa anda seseorang yang sedang bergumul tanpa sepengatahuan siapapun kecuali anda dan Tuhanmu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H