Namaku Sri Hartanti Giawa, walaupun namaku nama orang Jawa tapi aku orang Nias tulen, aku punya marga Giawa. Aku lahir di Nias tepatnya di Hilizaria kecamatan Ulunoyo, kab. Nias Selatan. Walaupun saya bagian dari Nias Selatan tapi budaya dan bahasa saya lebih ke Nias utara.
Nias merupakan salah satu pulau terkecil di sumtera Utara. Nias dikenal dengan budaya yang masih kental dengan adat istiadatnya dan tempat wisata yang cukup indah. Di Nias ada 4 kabupaten yaitu kabupaten Nias kabupaten Nias utara, Kabupaten Nias Barat dan Kabupaten Nias Selatan. Saya kabupatennya Nias Selatan tetapi budaya saya mengikuti budaya Nias utara dan kabupaten Nias. Jadi setiap kabupaten itu bahasa dan budayanya berbeda.
Budaya di Nias sangat beragam dan masih kental hingga sekarang. Paling umum dan hampir sama budayanya adalah tari maena. Tari maena merupaka tari Nias yang di adakan di acara pesta pernikahan dan juga pesta-pesta besar lainnya. Tari maena memiliki berbagai macam nama dan juga gerakan-gerakannya. Misalnya tari penyambutan, tari penyambutan bisa digunakan di pesta-pesta besat apa aja, misal pesta pernikahan, acara-acara peresmian, dll. Tari ini biasanya ada pada awal acara.
Kemudian tari lainnya adalah, nama-namanya pun agak susah ya sebutnya bagi orang luar Nias (hehehe), misalnya maena fame'afo artinya (sekapur sirih ) nah maena ini diadakan pada acara pernikahan, dan juga pesta lainnya. Kalo dipernikahan biasanya tari sekapur sirih ini dipersembahkan untuk mempelai laki-laki dan sirihnya itu diletakkan tempat yang biasanya disebut orang nias Bolanafo arti dari bolanafo ini adalah bola= tempat dan nafo merupakan kombinasi dari lima ramuan antara lain tawuo (sirih ), bako (tembaga) betua (kapur), fino (buah pinang) dan gambe (daun gambir).
Kelima jenis ramuan tersebut dibuat dengan rapi dan dimasukkan dalam wadah atau tempatnya yang disebut bolanafo. Kemudian tari berikutnya adalah tari khusus untuk pernikahan. Biasanya tari ini dinyanyikan dan isinya bercerita membanggakan mempelai laki-laki atau perempuan. Baik dari segi kecantikan/ketampanan dan pekerjaannya masing-masing mempelai.
Kemudian ada tari yang berbeda antara kabupaten lainnya, yaitu tari tuwu yang tari ini ada pada kabupaten Nias dan Nias Utara dan tari mogaele yang hanya ada pada Nias Selatan.
Tari tuwu ini awalnya ada ketika zaman dulu seorang ratu yang bernama Barasi Balugu yang secara tidak sengaja menari dan sambil menyebut kata Tuwu yang artinya memberikan semangat kepada rakyatnya yang sedang mencari batu agung untuk seorang bangsawan pada masa itu yang disebut dengan nama Balugu ngahÖnÖ. Setelah batu tersebut didapat Balugu ngahÖnÖ mengadakan pesta dan teringat akan tari yang di lakukan oleh sang ratu Barasi Balugu sehingga Balugu ngahÖnÖ membuat tari tersebut dan menamakan tari tuwu.
Kemudian tari mogaele merupakan tari yang gerakan awalnya sangat lambat. Tari ini dengan gerakan di ayunkan dari bawah hingga ke atas dengan ayunan tangan sejajar dengan mata atau lebih dikit secara perlahan diayunkan. Tari ini bisanya di persembahkan di acara penyambutan dan juga tari ini membawa sekapur sirih dan menawarkan kepada tamu-tamu dan biasanya tamu-tamu tersebut adalah pemerintah atau bangsawan.
Tari-tarian tersebut diatas dilakukan oleh perempuan-perempuan Nias.
Perbedaan yang lain adalah bahasa. Bahasa 4 kabupaten tersebut memiliki perbedaan dan sedikit ada persamaan. Misal kabupaten Nias, Nias Utara dan Nias Barat memiliki bahasa dan logat yang sama. Sedangkan kabupaten Nias Selatan memiliki bahasa dan logat yang berbeda. kabupaten Nias, Nias Utara dan Nias Barat memiliki logat yang lembut sedangkan kabupaten Nias Selatan memiliki logat yang keras dan bahasa yang sangat beda jauh dari ketiga Kabupaten lainnya. Dari segi budaya saya daerah saya budayanya budaya kabupaten Nias, Nias Utara dan Nias Barat dan juga dalam segi bahasa tetapi bahasanya memang sama dengan kabupaten Nias, Nias Utara dan Nias Barat hanya saja logatnya mengikuti logat Kabupaten Nias Selatan.