Lihat ke Halaman Asli

Giat 9 Desa Sidomukti

Universitas Negeri Semarang

Sosialisasi Pemanfaatan Sampah Organik untuk Briket Arang sebagai Solusi Ramah Lingkungan

Diperbarui: 8 September 2024   17:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Kelompok UNNES Giat 9 Desa Sidomukti

Oleh Giat 9 Desa Sidomukti

Halo, Sobat! Di tengah-tengah masalah sampah yang semakin hari semakin menumpuk, ada kabar baik yang bisa bikin kita semua sedikit lega. Ternyata, ada cara keren untuk mengatasi sampah organik, seperti daun-daun kering, dengan cara yang ramah lingkungan dan juga bermanfaat. Penasaran? Yuk, kita bahas tentang briket arang dari sampah organik dan bagaimana sosialisasinya di Desa Sidomukti khususnya di Dusun Krandegan!

Kenalan Dulu Nih Sama Briket Arang

Briket Arang adalah bahan bakar padat yang biasanya terbuat dari arang kayu, tapi kini ada inovasi baru. Arang ini bisa dibuat dari sampah organik, seperti daun kering. Kenapa ini keren? Karena:

1) Mengurangi Sampah: Dengan mengubah sampah organik jadi briket arang, kita bisa mengurangi tumpukan sampah di tempat pembuangan akhir (TPA) atau sampah yang berserakan di pinggir jalan. Jadi, sampah yang biasanya menumpuk bisa terkelola dengan lebih baik.

2) Bahan Bakar Alternatif: Briket arang ini bisa dipakai untuk memasak atau pemanasan, lho. Ini bisa mengurangi ketergantungan kita pada bahan bakar fosil yang nggak ramah lingkungan.

3) Buka Lapangan Kerja: Proses pembuatan briket arang juga bisa membuka peluang kerja baru dan membantu perekonomian lokal.

Sosialisasi di Dusun Krandegan

Nah, baru-baru ini, tepatnya tanggal 1 Agustus 2024, setelah Isya, ada acara seru di Dusun Krandegan. Acara ini merupakan kegiatan dari yasinan bapak-bapak setempat, dan yang bikin acara ini istimewa adalah adanya sosialisasi tentang pembuatan briket arang dari sampah organik.

Sosialisasi ini dipimpin oleh Indah Safitriani, salah satu anggota UNNES Giat 9 Desa Sidomukti, seorang mahasiswa Pendidikan IPA dari Universitas Negeri Semarang. Sebelum melaksanakan acara ini, Indah sudah melakukan observasi di Desa Sidomukti dan menemukan bahwa pengelolaan sampah organik, seperti daun kering, masih belum optimal. Jadi, acara ini menjadi penting banget untuk memberikan solusi praktis.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline