Sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan maraknya bullying yang masih terjadi dan juga sebagai pengenalan media Digital, Mahasiswa Unnes Giat 5 di Desa Kaliangkrik mengadakan Sosialisasi Anti Bullying dan Digitalisasi Media di SDN Kaliangkrik 01 pada Kamis (27/7). Selain untuk mengatasi maraknya bullying, sosialisasi ini juga untuk merealisasikan tema Mahasiswa Giat 5 Desa Kaliangkrik, yaitu Desa Penggerak Pancasila dengan acuan sila ke-2 Pancasila yang berbunyi "Kemanusiaan yang adil dan beradab".
Dalam kegiatan ini, Mahasiswa Giat melibatkan siswa kelas lima SDN Kaliangkrik 01 sebagai sasaran pembelajaran. Rio Bangkit Pratama, selaku ketua Giat 5 di Desa Kaliangkrik mengungkapkan bahwa Siswa kelas lima SD merupakan awal seseorang dapat memulai nalar akan keadaan. Sehingga, sebelum berlanjut ke jenjang yang lebih tinggi, Siswa harus dibekali dengan pengetahuan-pengetahuan tentang bersosial.
"Karena tentu saja siswa kelas lima SD akan menghadapi pertumbuhan dari anak-anak menjadi remaja. Sehingga perlu menanamkan bahwa tindakan perundungan itu adalah sikap yang tidak baik," ungkap Rio.
Selanjutnya, Stevia Dela Fransiska, selaku penanggung jawab sosialisasi anti bullying mengungkapkan bahwa dengan mengadakan kegiatan ini, Mahasiswa Giat ingin menanamkan nilai saling menghargai, menghormati, dan menyayangi sesama teman sejak dini. Sehingga saat mereka beranjak dewasa mereka diharapkan akan menerapkan anti bullying dan menolak adanya bullying terhadap sesama baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah.
Kegiatan sosialisasi ini diawali dengan pengenalan bullying diikuti dengan contoh-contoh perilaku bullying diantanya bullying fisik dan verbal. Pengenalan bullying ini dilakukan dengan menampilkan video animasi pengenalan bullying. Penampilan video animasi ini diharapkan agar siswa SD lebih mudah dalam memahami makna yang terdapat dalam video animasi tersebut.
"Untuk siswa SD biasanya mereka mudah bosan, sehingga ditampilkan video animasi tentang bullying agar para siswa tertarik dan lebih memahami makna di dalam video tersebut," tutur Stevia.
Pengenalan bullying terhadap siswa SD menggunakan video animasi dianggap menarik oleh siswa itu sendiri. Hal tersebut dibuktikan oleh Deva Dwi Prayoga (11), selaku siswa kelas lima SDN Kaliangkrik 01, mengatakan bahwa pembelajaran yang dilakukan Mahasiswa Giat 5 di Desa Kaliangkrik sangat seru karena menampilkan video yang menarik. Deva juga mengungkapkan bahwa ia menjadi lebih mengetahui apa saja perilaku bullying.
"Seru banget belajar sama kakaknya, jadi tau apa aja tindakan bullying," ungkap Deva.
Selain mengenalkan apa itu bullying fisik dan verbal, Mahasiswa Unnes Giat juga mengajarkan digitalisasi media melalui canva dengan membuat poster dengan tema anti bullying. Muhammad Robby Ferdiyan, selaku penanggung jawab sosialisasi digitalisasi, mengungkapkan bahwa hal tersebut dilakukan untuk memperkenalkan siswa SD terhadap perkembangan teknologi saat ini. Sehingga, mereka dapat memanfaatkan perkembangan teknologi dengan baik.