Lihat ke Halaman Asli

UNNES GIAT10

Mahasiswa/Pelajar

Pengentasan Hama Tikus di Sawah, KKN UNNES GIAT 10 Uji Coba Alat Ultrasonik Tenaga Panel Surya di Desa Tarubasan

Diperbarui: 22 Januari 2025   22:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Afiq (kiri) dan Bapak Muh Sa'ban (kanan) memasang alat ultrasonik bersama di Dukuh Getasan, Desa Tarubasan. (Sumber: Pribadi)

KLATEN - Sebagai upaya pengentasan hama tikus, KKN UNNES GIAT 10 melakukan uji coba alat ultrasonik dengan menggunakan tenaga panel surya di salah satu lahan sawah di desa Tarubasan. 

Terletak di Kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah, Desa Tarubasan memiliki potensi lahan sawah yang luas dengan komoditas terbesar padi dan jagung. Sayangnya keberadaan hama tikus menggagalkan hasil panen para petani. 

Afiq Junia Putra, salah seorang mahasiswa KKN UNNES GIAT 10 sekaligus selaku penanggung jawab melaksanakan program pengentasan hama tikus di lahan sawah salah satu petani bernama Bapak Muh Sa'ban. 

“Program ini muncul setelah kami mendengar keresahan dari hampir semua petani di Desa Tarubasan yang terdampak hama tikus. Banyak lahan sawah yang gagal panen, bahkan para petani menunda masa tanam karena takut dengan hama ini,” ujar Afiq. 

Lebih lanjut, Afiq menjelaskan bahwa program ini dilakukan melalui tahap uji coba selama 7 hari dengan terus memantau perkembangan alat ultrasonik di sawah pada malam hari. Harapannya, alat ini bisa bermanfaat bagi para petani yang lahannya diganggu oleh hama tikus. 

Hasilnya, selama 7 hari masa percobaan, terdapat beberapa kendala seperti sulitnya penentuan penempatan alat supaya tidak tergenang air. Alat juga harus terkena sinar matahari secara langsung. Sedangkan, terdapat kekhawatiran alat akan dicuri apabila ditempatkan di area yang terlalu mencolok. Namun, apabila ditempatkan dengan tepat, alat ini bisa bekerja secara maksimal. 

Bapak Muh Sa’ban, salah seorang petani yang terdampak menuturkan bahwa hama tikus hanya muncul di malam hari sehingga menyulitkan para petani untuk mendeteksi keberadaan hewan pengerat tersebut. Adanya alat ini memudahkan petani dalam mengatasi hama tikus karena alat tetap bisa aktif ketika di malam hari. 

Komponen alat menggunakan baterai yang diisi melalui matahari secara langsung melalui panel surya, memudahkan petani karena tidak perlu listrik dan tetap bisa aktif di malam hari ketika baterai terisi. 

Alat ini bekerja dengan mengeluarkan suara di frekuensi tertentu yang membuat tikus terganggu, sehingga akan menjauh dari alat tersebut. Dengan area jangkauan 360° sejauh 7000 kaki, alat ini sangat efektif untuk digunakan untuk melindungi sawah dari hama tikus. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline