Sukoharjo --- Tim KKN GIAT 10 Universitas Negeri Semarang berhasil mengadakan kegiatan pelatihan ecoprint bersama ibu-ibu PKK Kismosari, Desa Gadingan, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah (21/12/2024). Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan ibu-ibu PKK dalam menghasilkan produk kreatif yang ramah lingkungan dan memiliki nilai jual tinggi.
Ecoprint merupakan teknik mencetak pada kain menggunakan bahan alami seperti daun, bunga, dan tumbuhan lainnya. Proses pembuatannya relatif sederhana dan dapat dilakukan di rumah dengan peralatan yang mudah ditemukan, seperti kain, palu, dan plastik. Bahan bakunya juga bisa diperoleh dari lingkungan sekitar atau dibeli di toko-toko terdekat. Selain ramah lingkungan, ecoprint juga memiliki daya tarik tersendiri karena setiap pola yang dihasilkan unik sehingga dapat memunculkan kreativitas masing-masing orang.
Sebelum memulai proses pembuatan ecoprint, ibu-ibu PKK diberikan edukasi terkait manfaat, peluang bisnis, serta teknik dasar ecoprint. Terkait hal ini, Tim KKN GIAT 10 UNNES menggunakan metode pounding, yaitu teknik memindahkan warna dan pola dari tumbuhan ke kain dengan cara menumbuk atau memukul menggunakan palu. Metode ini tidak membutuhkan proses perebusan seperti teknik ecoprint lainnya, sehingga lebih hemat waktu, energi, dan cocok untuk pemula. Adapun media yang digunakan dalam pelatihan kali ini adalah tote bag yang berbahan dasar blacu.
Ketua Tim KKN, Favian Hassan, menyampaikan bahwa kegiatan ini dirancang untuk memberdayakan perempuan, khususnya ibu rumah tangga, agar memiliki keterampilan yang dapat dikembangkan menjadi usaha mikro. "Kami ingin masyarakat di Desa Gadingan bisa memanfaatkan waktu luang mereka dengan kegiatan produktif seperti ecoprint. Selain proses pembuatannya yang mudah, bahan-bahannya juga banyak tersedia di lingkungan sekitar," ujar Favian.
Tidak hanya sekadar pelatihan, Tim KKN juga memberikan ide pengembangan produk berbasis ecoprint, seperti pembuatan pouch, kaos, ataupun taplak meja. Hal ini diharapkan dapat membuka peluang usaha baru di Desa Gadingan. Selama pelatihan berlangsung, ibu-ibu PKK terlihat antusias dan aktif bertanya, terutama tentang cara menjaga kualitas warna serta jenis-jenis tumbuhan yang dapat digunakan untuk ecoprint.
Salah satu peserta, ibu Mulat, mengaku senang bisa mengikuti pelatihan ini. "Awalnya saya pikir bikin ecoprint itu sulit, tapi ternyata cukup mudah dan proses pembuatannya pun menyenangkan. Kegiatan ini nantinya mau saya rekomendasikan untuk diadakan di instansi pendidikan," tuturnya.
Kegiatan ecoprint ini menjadi bagian dari program pemberdayaan wanita yang diusung oleh Universitas Negeri Semarang. Tim KKN GIAT 10 UNNES berharap keterampilan yang diajarkan dapat terus dikembangkan tidak hanya oleh ibu-ibu PKK, tetapi juga masyarakat setempat, sehingga Desa Gadingan bisa dikenal sebagai sentra ecoprint di masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H