Lihat ke Halaman Asli

Mahasiswa Unnes Giat 9 Desa Gunungtiga Hidupkan Kembali Permainan Tradisional untuk Anak-Anak Usia Sekolah Dasar

Diperbarui: 25 Juli 2024   21:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumentasi pribadi

Pemalang, 25 Juli 2024 -- Suasana sore di Desa Gunungtiga, Kabupaten Semarang, berubah menjadi meriah dengan kehadiran para mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes) yang tergabung dalam Giat-9. Mereka mengadakan perlombaan permainan tradisional yang ditujukan bagi anak-anak usia sekolah dasar di desa tersebut. Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan kembali permainan tempo dulu yang kini semakin langka ditemui, bahkan di perkampungan sekalipun.


Dimas Satria, mahasiswa Unnes jurusan Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar sekaligus penanggung jawab program ini, menjelaskan pentingnya mengenalkan permainan tradisional kepada generasi muda. "Permainan ini sangat bagus ya untuk meminimalisir penggunaan gadget yang membuat anak-anak kurang aktivitas fisik dan sosial," kata Dimas.

dokumentasi pribadi

Beberapa permainan yang diperlombakan dalam acara tersebut antara lain gobak sodor, bakiak, dan lari balok. Ketiga permainan ini dipilih karena mengandung unsur kebersamaan, kekompakan, serta aktivitas fisik yang menyenangkan. Anak-anak terlihat sangat antusias dan kompak dalam mengikuti setiap perlombaan. Sorak-sorai dan tawa riang mereka memenuhi lapangan desa, menciptakan suasana penuh kegembiraan dan semangat.

dokumentasi pribadi

Perlombaan berlangsung selama kurang lebih dua jam, dimulai pada pukul 15.00 dan berakhir sekitar pukul 17.00. Selama acara, para mahasiswa Unnes tidak hanya menjadi panitia, tetapi juga turut membimbing dan memberikan semangat kepada para peserta. Keceriaan anak-anak dan dukungan dari warga desa menjadikan acara ini sukses besar.

dokumentasi pribadi

Menurut Dimas, ide untuk mengadakan program ini berawal dari keprihatinannya terhadap semakin menurunnya minat anak-anak terhadap permainan tradisional. "Banyak anak sekarang lebih memilih bermain gadget daripada bermain di luar rumah. Padahal, permainan tradisional tidak hanya menyenangkan tetapi juga mendidik dan mengajarkan nilai-nilai sosial yang penting," tambah Dimas.

dokumentasi pribadi

Kegiatan ini mendapat sambutan positif dari berbagai pihak. Orang tua yang hadir mengapresiasi inisiatif mahasiswa Unnes dalam menghidupkan kembali permainan tradisional. "Ini kegiatan yang sangat bermanfaat. Anak-anak jadi aktif bergerak dan belajar bekerjasama," ungkap salah satu orang tua peserta.

dokumentasi pribadi

Dengan suksesnya acara ini, diharapkan permainan tradisional dapat kembali diminati oleh anak-anak dan menjadi bagian dari keseharian mereka. Program Giat-9 dari mahasiswa Unnes Desa Gunungtiga telah memberikan contoh nyata bagaimana warisan budaya dapat dijaga dan dikenalkan kembali kepada generasi muda melalui kegiatan yang kreatif dan edukatif.


Acara ini juga diharapkan menjadi inspirasi bagi desa-desa lain untuk melakukan hal serupa, menjaga dan melestarikan permainan tradisional agar tidak hilang ditelan zaman. Melalui program seperti ini, semangat kebersamaan dan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam permainan tradisional dapat terus diwariskan dari generasi ke generasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline