Pembangunan pariwisata penting untuk dikembangkan, selain menghasilkan pertumbuhan ekonomi juga dapat menyediakan lapangan kerja yang luas bagi masyarakat. Tujuan dari pengembangan pariwisata Indonesia tercantum dalam instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 9 tahun 1969 yang memiliki poin utama pengembangan serta kesejahteraan masyarakat dan negara.
Pengembangan pariwisata pada umumnya sangat ditentukan oleh kondisi lingkungan. Di sisi lain lingkungan nyatanya sangat peka terhadap kerusakan. Oleh karena itu pengembangan pariwisata seharusnya juga memperhatikan kelestarian lingkungan. Tanpa lingkungan yang baik dan terjaga, pengembangan akan menjadi sulit terlebih lingkungan merupakan nilai jual utama dari pariwisata.
Secara ekonomi meningkatnya jumlah wisatawan memiliki dampak positif terhadap perekonomian suatu negara, tetapi sebaliknya berpengaruh negatif pada lingkungan. Salah satu upaya untuk mengurangi dampak negatif dari pariwisata yaitu pengembangan pariwisata alternatif yang lebih peduli dengan kelestarian lingkungan dan juga merupakan pengembangan pariwisata berkelanjutan.
Wisata lingkungan Indonesia mengalami hambatan yang besar terutama dalam hal pengelolaan pariwisata lingkungan yang berkelanjutan. Salah satu contoh nyata permasalahan ini adalah Kampung Adat Urug. Terlebih permasalahan dari fenomena ini yaitu menjaga dan menciptakan lingkungan yang baik dan terjaga juga menjadi aspek utama pembangunan wilayah baik secara lokal maupun nasional.
Kampung Adat Urug terletak di daerah kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor. Desa ini telah ditetapkan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Bogor pada tahun 2012 sebagai desa wisata bersamaan dengan 36 desa lainnya. Bencana longsor dan banjir bandang pada tahun 2020 menjadi permasalahan utama pengembangan pariwisata berbasis lingkungan yang berkelanjutan. Bencana ini mengakibatkan sulitnya akses masuk ke daerah, ditambah media promosi dan branding yang kurang membuat Kampung Adat Urug semakin terlupakan dan tidak terekspos dengan maksimal.
Perlu dilaksanakan upaya pemecahan masalah berupa solusi yang tidak hanya berfokus pada lingkungan keberlanjutan, namun juga sebagai sarana promosi Kampung Adat Urug pada masyarakat global agar menghasilkan jangkauan promosi yang luas sebagai langkah untuk mendongkrak eksistensi Kampung Adat Urug.
Didasari atas permasalahan tersebut, kami kelompok mahasiswa dari Universitas Pendidikan Indonesia yang berjumlah empat orang yaitu Gian Fajar Gemilang (Pendidikan Sejarah 2018; Ketua), Muhamad Chaerul Fahru Rizal (Pendidikan Sejarah 2018), Wida Fitria (Manajemen Pemasaran Pariwisata 2019), dan Nur Ummi Khodijah (Pendidikan Sejarah 2018), berhasil membuat sebuah gagasan program Virtual Reality Heritage sebagai sebuah program pelestarian warisan alam dan budaya Kampung Adat Urug berbasis virtual ecomuseum pada program Pekan Kreativitas Mahasiswa tahun 2021.
Potensi kekayaan alam yang tinggi juga warisan historis berupa budaya yang menarik dan unik menjadi keunggulan utama pengembangan museum berbasis pelestarian lingkungan berkelanjutan di Kampung Adat Urug. Tim mengembangkan gagasan virtual ecomuseum dengan bentuk rupa website yang dapat diakses siapa saja, kapan saja dan di mana saja. Gagasan virtual ecomuseum ini didasarkan atas fenomena digitalisasi yang sedang marak saat ini juga sebagai langkah pemanfaatan promosi pariwisata Kampung Adat Urug.
Gagasan virtual museum sebenarnya telah diterapkan dalam beberapa negara didunia seperti Amerika, Albania, Yunani dan India yang diterapkan pada; kegiatan pembelajaran formal, mempelajari topografi dan bentang alam, dan mempelajari tempat-tempat bersejarah, juga tidak dapat dipungkiri beberapa museum nasional Indonesia juga telah menerapkan konsep virtual museum. Namun dalam kaitannya dengan Kampung Adat Urug, kami memanfaatkan potensi menonjol dari kampung adat berupa warisan alam dan budaya setempat yang kemudian dikemas dalam bentuk ecomuseum berbasis digital.
Virtual Reality Heritage memiliki beberapa aspek futuristik yang ditonjolkan yaitu ecomuseum berbasis virtual reality yang kemudian berkolaborasi dengan masyarakat setempat untuk menghasilkan sebuah inovasi baru yaitu asisten virtual ecomuseum. Selain itu untuk menambah kesan akan kunjungan museum secara nyata, tim juga menggagas sebuah teknik dengan nama geocaching yang merupakan sebuah program yang sering digambarkan sebagai versi hi-tech berburu harta karun atau petak umpet namun dalam bentuk digital.
Gagasan asisten virtual ecomuseum didesain secara efektif untuk mempertimbangkan kebutuhan psikologis dan historis dengan memberikan gambaran secara lebih nyata pada pengunjung terhadap kondisi kampung adat secara langsung. Inovasi ini juga digunakan sebagai sarana perkenalan dan langkah menghidupkan kesadaran masyarakat akan pentingnya eksistensi Kampung Adat Urug sebagai bagian dari warisan sejarah leluhur Indonesia dan dunia. Untuk memupuk rasa kebersamaan dan sebagai tujuan pelestarian lingkungan yang berkelanjutan, kecerdasan ekologis masyarakat diharapkan muncul sebagai dasar dari Virtual Reality Heritage dan lingkungan berkelanjutan.