Lihat ke Halaman Asli

Edukasi Kesehatan tentang Premenstrual Syndrome dan Cara Bersuci Selama Haid

Diperbarui: 26 Juli 2023   20:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sindrom pramenstruasi atau Premenstrual Syndrome (PMS) adalah kumpulan gejala fisik, psikologi, emosi atau perilaku yang terjadi selama tahap luteal dari siklus menstruasi, yaitu 7 sampai 10 hari sebelum menstruasi akibat perubahan hormonal yang berhubungan dengan siklus ovulasi (pelepasan sel telur dari ovarium) dan akan hilang dengan sendirinya saat dimulainya menstruasi, tapi dapat pula berlanjut setelahnya.

Beberapa penelitian menjelaskan bahwa Premenstrual syndrome (PMS) merupakan salah satu gangguan yang paling umum pada wanita, Sebanyak 30-50% dari wanita mengalami gejala PMS,dan sekitar 5% merasakan gejala cukup parah yang berdampak besar pada kesehatan fisik dan fungsi sosial mereka. Sebanyak 10% lainnya mengalami PMS yang sangat parah hingga menyebabkan ketidakhadiran di sekolah ataupun di tempat kerja selama 1-3 hari setiap bulannya.

 Berdasarkan laporan WHO (World Health Organization), PMS memiliki prevalensi lebih tinggi di negara-negara Asia dibandingkan dengan negara-negara Barat. Angka prevalensi PMS di Indonesia dapat mencapai 85% dari seluruh populasi wanita usia reproduksi.

 Banyaknya dampak negatif yang diakibatkan premenstrual syndrome yang dialami penderita perlu mendapatkan perhatian yang tepat, apalagi terbatasnya pengetahuan mengenai premenstrual syndrome. Salah satu upaya untuk memberikan pengetahuan mengenai premenstrual syndrome yang dilakukan secara nyata yaitu dengan memberikan penyuluhan mengenai premenstrual syndrome dan cara bersuci setelah haid berdasarkan Q.S Al-baqarah ayat 222.

 Penyuluhan dilakukan di SMP Muhammadiyah 1 Surabaya pada Hari Selasa, tanggal 16 April 2023 pukul 10.00 disampaikan oleh Mahasiswa kelompok 5 AIK S1 Keperawatan.

 Pada saat pelaksanaan terdapat beberapa tahapan yang dilakukan yaitu edukasi terkait premenstrual syndrome, edukasi terkait cara menjaga kebersihan selama haid, edukasi terkait cara bersuci setelah haid, dan diskusi terkait pengalaman siswi SMP selama mengalami gejala premenstrual syndrome.

Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan dukungan penyuluhan premenstrual syndrome pada siswi SMP, ditemukan fakta bahwa siswi yang sebelumnya tidak tahu menjadi tahu dan mengerti penyebab atau faktor risiko terjadinya premenstrual syndrome, dampak fisik maupun psikis dan cara menjaga kebersihan selama haid serta cara bersuci setelah haid.

 Siswi memahami cara mengatasi gejala-gejala premenstrual syndrome, siswi memahami cara mengatasi masalah fisik dan psikis yang merupakan dampak dari premenstrual syndrome, serta siswi mampu melakukan cara bersuci setelah haid.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline