Lihat ke Halaman Asli

gianaa

mahasiswa/i

Keilmuan Seorang Da'i

Diperbarui: 27 Mei 2024   18:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Keilmuan Seorang Dai

Oleh : Syamsul Yakin selaku Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

         : Gianaputri Athina.S.R

Untuk menjadi dai yang kompeten, seorang harus menguasai tiga pilar pesan dakwah: akidah, syariah, dan akhlak. 

Pertama, akidah atau keimanan. Akidah mencakup keimanan kepada Allah, rasul, kitab suci, malaikat, hari akhir, takdir, dan lainnya - lebih luas dari sekedar tauhid (mengesakan Allah). Dalam Islam terdapat berbagai aliran seperti Khawarij, Mu'tazilah, Asy'ariyah, Maturudiyah, Wahabiyah, dll yang memiliki pandangan berbeda terkait akidah meski meyakini tauhid. Dai setidaknya harus memahami aliran yang dianutnya, tokoh-tokohnya, pandangan mereka seperti tentang perbuatan Allah-manusia, alam, surga-neraka, dan argumennya. Idealnya, dai mengetahui persamaan-perbedaan setiap aliran. Untuk itu, dai perlu mendalami Al-Quran, ilmu tafsir, hadits, sejarah, perkembangan teologi Islam, serta pengetahuan tentang manhaj, madzhab, ormas, dan partai Islam beserta perbedaannya.

Kedua, syariah. Syariah berbeda dengan fikih. Syariah adalah hukum Islam murni dari Al-Quran dan Sunah, sedangkan fikih merupakan hasil ijtihad ulama. Dai harus menguasai Al-Quran, hadits Nabi, dan literatur fikih klasik hingga kontemporer. Syariah, fikih, dan ibadah dapat dibedakan, di mana ibadah merupakan bagian fikih yang mencakup fikih ibadah, muamalah, politik, dll.  

Ketiga, akhlak. Akhlak berbeda dengan tasawuf - akhlak lebih pada perilaku lahir, sementara tasawuf perilaku batin. Dai harus bisa membedakan akhlak mahmudah (terpuji) dan mazmumah (tercela). Akhlak seorang dai seharusnya meningkat ke level tasawuf karena dia adalah teladan bagi mad'u.

Idealnya, dai dapat memetakan dirinya dalam konteks akidah (aliran kalam), syariah (madzhab fikih), dan akhlak (tasawuf). Misalnya, berpaham teologi Asy'ariyah, bertasawuf akhlaki al-Ghazali, dan bermanhaj fikih Syafi'i.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline