Lihat ke Halaman Asli

Apa yang Disebut dengan Lezat

Diperbarui: 24 Juni 2015   20:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Ketika saya sedang mencari tahu tentang apa itu Lezat, saya mencoba menunjukkan gambar makanan yang saya buat yaitu menu kesatu adalah tumis Oyong dan menu kedua berupa oseng-oseng Jambal pedas kepada beberapa rekan. Komentar mereka adalah menu kesatu tidak membuat ‘ngiler’ dan menu kedua membuat ‘ngiler’. Mereka langsung minta resep menu kedua bagaimana cara membuatnya.

Jika dilihat dari jumlah minyak goreng yang dipakai, menu kesatu lebih sedikit menggunakan minyak goreng dibandingkan menu kedua. Namun dari segi penampilan menu kedua lebih menggugah selera untuk memakannya karena terlihat tumisan berbalut banyak cabe merah. Hal ini berarti yang lezat belum tentu sehat namun penampilan bisa mempengaruhi keinginan seseorang untuk mencicipinya.

Permasalahannya adalahbatasan suatu makanan disebut lezat itu seperti apa.

Makanan disebut lezat itu tergantung dari beberapa faktor seperti pikiran, kebiasaan makan waktu kecil, penampilan dan bau. Jika kondisi pikiran sinkron dengan indera perasa, indera penglihatan dan indera penciuman, maka ketika mencicipi satu menu makanan akan disebut lezat.

Lain halnya jika kondisi pikiran tidak sinkron dengan panca indera. Meskipun memakan menu yang sama akan terasa tidak lezat. Artinya dalam pikiran misalnya membayangkan jika makan sate ayam untuk makan siang sepertinya lezat sekali. Namun kondisi indera perasa sedang sariawan. Maka ketika orang tersebut memakan sate ayam akan terasa tidak lezat karena lidah sedang sakit.

Secara umum suatu makanan disebut lezat apabila menggunakan komposisi bumbu dan bahan secara tepat. Artinya penggunaan garam, gula, merica, cabe dan sebagainya tidak terlalu banyak atau tidak terlalu sedikit. Dan cara memasak bahan tidak terlalu matang atau masih mentah.

Sebenarnya penguat rasa tidak membuat suatu masakan bertambah lezat namun mengacaukan rasa asli dari setiap bahan makanan. Kenyataannya untuk makanan komersial, mereka sering menggunakannya agar lebih laris karena terasa lebih gurih. Selain itu mereka menggunakannya untuk menyamarkan rasa asli yang tidak lezat.

Jadi ada baiknya mulai sekarang mencoba berlatih memasak dengan komposisi yang benar agar memiliki rasa lezat yang murni dari bahan-bahan itu sendiri. Hal ini akan membuat makanan yang kita buat lebih lezat sekaligus lebih sehat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline