Lihat ke Halaman Asli

Simak 3 Penerapan Jurnalisme Multimedia Kompas.id untuk Bertahan di Era Digital

Diperbarui: 22 April 2020   06:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kiri: Tampilan Kompas.id, Kanan: Tampilan Kompas.com. Sumber: Dok. Pribadi

Jurnalisme multimedia Kompas.id di era digital tidak hanya menuntut wartawan Kompas saja untuk menyesuaikan diri. Pembaca juga perlu beradaptasi dengan adanya penerapan konsep digital ini yang mengubah cara mereka mengakses artikel dan pemberitaan.

Penerapan jurnalisme multimedia Kompas.id ini tentu  bertujuan untuk menunjang Kompas, tertutama Harian Kompas, untuk terus bertahan di ranah jurnalisme yang kian modern. Namun, sebelum nenilik lebih jauh perihal penerapan jurnalisme multimedia dalam Kompas.id, ada baiknya kita mengenal Kompas.id terlebih dahulu.

Menurut Haryo Damardono, Deputy Managing Editor di Harian Kompas dalam Kuliah Daring Jurnalisme Multimedia di Kompas.id, Kompas.id merupakan versi digital dari Harian Kompas. Kompas.id tentu berbeda dengan Kompas.com. 

Tulisan di Kompas.id dikerjakan oleh wartawan Harian Kompas. Sedangkan tulisan dan berbagai unggahan Kompas.com diolah oleh tim yang berbeda.

Haryo mengatakan bahwa Kompas.id yang telah dirintis diam-diam sejak 2017 ini meniru model bisnis dari New York Times, sebuah media besar di Amerika Serikat. Menurutnya, New York Times sukses menarik subscribers (pelanggan) untuk tetap membaca sekaligus berlangganan bersi digitalnya. 

Autokritik Haryo terhadap Kompas.id adalah jumlah sumber daya yang sedikit, jauh bila dibandingkan dengan New York Times. "Meski sumber daya tidak sebanyak itu (New York Times) memang. Tetapi, berita harus sebagus itu," ujarnya.

Laman Kompas.id. Sumber: Dok. Pribadi.

Dalam rangka menjadi serupa dengan New York Times dan bertahan di era digital, Kompas.id pun menerapkan jurnalisme multimedia. Mari kita simak 3 penerapan jurnalisme multimedia dalam Kompas.id:

1. Menerapkan Konsep 3M (Multimedia, Multichannel, dan Multiplatform)

Haryo mengatakan bahwa ketika Kompas mulai menyadari adanya internet, mereka juga meyakini bahwa 3M, yakni multimedia, multichannel, dan multiplatform harus dimiliki Kompas. Media mainstream jaman dulu memang belum menuntut konsep tersebut.

Namun, menurut Haryo, saat ini seluruh jurnalis di berbagai media, bukan hanya di Kompas saja dituntut untuk menguasai 3M. Konsep 3M seolah-olah 'menjelma' pada satu orang. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline