Lihat ke Halaman Asli

Bilgi

penikmat kopi

Teh Gunung Dempo

Diperbarui: 12 September 2021   22:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perkebunan teh gunung dempo (Dokumentasi Pribadi

Dempo
relakah tubuhmu dihisap sari lewat daun teh yang tumbuh
Relakah engkau hanya kami nikmati dari jauh

Dempo
Begitu sabarnya engkau menahan diri menyimpan api
sementara kami pernah berdiri memijakkan kaki
menapaki gagahnya puncak engkau berdiri
Dibibir kawahmu kami ber-selfi menyalakan unggun sembari bernyanyi

Dempo
Sabarnya engkau ratusan tahun menyaksikan tanahmu dikebiri Bule-bule luar negeri
Sadarkah engkau tububuhmu telah dimonopoli oleh belanda yang menjajah tanah kami

Dempo
Lidahku bahkan tak akrab dengan yang tumbuh rapi sampai kini
Menghampar hijau
pada lereng lerengmu
Pada suhu dinginmu

diatas tanah yang setiap pagi berselimut kabut

Diatas tanah yang setiap senja dilintasi mesin-mesin

Diatas tanah yang setiap hari dijatuhi keringat buruh para petani

Diatas tanah yang setiap hari berdiri gagah para pendaki

namun kini
Rasa terbaik pucuk teh-mu tak rata melintasi lidah-lidah para dahaga, jelata dikaki-kaki bangsa sendiri

11 09 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline