Lihat ke Halaman Asli

Bilgi

penikmat kopi

Memetik hikmah dari Anosmia

Diperbarui: 15 Agustus 2021   07:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Ini adalah hari ke 4 saya isoman terkait covid. Kebetulan saya tinggal di desa sehingga banyak waktu yang saya habiskan dengan rutinitas kehidupan desa yaitu berkebun. Di kebun saya melakukan penyiangan gulma dengan cara mencangkul, Hal ini berguna untuk menjaga kebugaran tubuh saya, selain kebun bebas gulma, tubuh jadi ikut berolah raga.

Selama dinyatakan terpapar covid saya tidak mengalami demam tinggi ataupun sesak nafas seperti umumnya orang terkena covid, namun saya mengalami hilangnya indra penciuman dan pengecapan, hal ini merupakan tanda yang jelas dan banyak dialami pederita covid.

Hilangnya indra penciuman menjadikan semua aroma tak bisa saya kenali, bila sedang normal aroma kopi akan mudah saya kenali. Namun sekarang penciuman hilang sama sekali. Jangankan kopi, minyak kayu putih saja saya tak bisa mencium aromanya.

Dari sini saya merasakan betapa besarnya anugerah tuhan kepada manusia, yang jarang saya sadari. Bisa jadi beginilah cara Allah menegur saya, saya yang sering lalai mensyukuri nikmatNya.

hilang indra penciuman atau anosmia membuat tubuh tak seimbang, rasanya ada kenikmatan yang terlepas dari badan. Saya berpikir ini baru 1 indra saja yang hilang, bagaimana jika yang lain juga hilang? Bagaimana bila Allah mengambilnya dari saya. Teman teman juga bisa membayangkan. Pertama tak bisa mencium segala aroma, lalu tak bisa merasakan rasa manis atau asin pada makanan, pasti sangat membosankan. Ini belum indra yang lain, Seperti indra pendengaran, indra penglihatan, dan indra peraba. Saya jadi tak bisa membayangkan jika semuanya hilang. 

Sungguh tuhan telah menganugerahi kita manusia dengan begitu banyak nikmatnya. Lalu nikmat tuhan yang mana lagi yang kau dustakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline