Lihat ke Halaman Asli

Kotaku

Diperbarui: 26 Juni 2015   11:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kotaku: Mengingatkanku pada 9-11 Tahun yang Lalu

Pagi itu, aroma segar daun jati yang baru saja dipetik dari hutan milik  pemerintah. Segar aroma kapang kedelai. Segar aroma sejuk hembus angin persawahan. Mbok-mbok yang pergi ke pasar untuk menggerakkan roda hidupnya, untuk membakar wangi sedap tungkunya, untuk memberi sesuap nasi pada anaknya dan untuk membantu suami tercinta, sungguh membuatku terpana.

Sedangkan aroma wangi cengkih dari sebatang kretek yang dihisap tukang ojek yang mangkal di bawah patung Merdeka, membuatku merasa lebih dewasa. Pagi itu, sungguh mengingatkanku pada 9 hingga 11 tahun yang lalu, ketika daerah patung Merdeka masih asri, masih ada cericit burung-burung di pohon Tanjung tua yang sudah keropos.

Sekarang, semuanya telah hilang. Tertelan perkembangan kota yang semakin pesat, termakan jaman yang makin tidak bersahabat. Yang masih ada hanyalah sedikit aroma segar daun jati, sekelebat bayang mbok-mbok yang pergi ke pasar, dan secuil aroma cengkih dari rokok kretek yang bercampur dengan asap solar.

Kotaku, mungkinkah aku mendapatkan apa yang pernah aku rasakan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline