Lihat ke Halaman Asli

Puisi dari Rakyat untuk Keparat

Diperbarui: 24 Juni 2015   03:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

AKU DAN KOLONG JEMBATANKU

Aku kecil si pengembara kerdil

Dekil dan kumal ragaku yang mungil

Tampak hanya tulang setiap sudut mata orang memandang

Jangankan sehelai kain untuk menutupi tubuhku

Sesuap nasi pun terkadang tak ku kunyah dalam mulutku

Lain jalan lain tujuan meski kadang saling bersimpangan

Beginilah jalan yang ku tempuh bukan karena aku yang mau

Mereka melintas diatap tempat tinggalku, tempatku berteduh

Teduhku dikolong jembatan ibu kota negeriku

Negeri ini sangat murah berbagi antar sesama

Mereka membeli makanan, aku ikut mengambil dan memakannya

Mereka membeli minuman, aku juga ikut mengambil dan meminumnya

Tapi mereka tak tahu aku mengambilnya ditempat mereka membuang sisanya

Begitulah cara kami saling berbagi

SAMA – SAMA BERBEDA

Aku berjalan dengan kaki telanjang

Mereka berjalan dengan otak telanjang

Aku bermimpi membeli sesuap nasi

Mereka bermimpi membeli negeri, sungguh ngeri

Mata ku jarang terpejam karena terus mencari rizki

Mata mereka terpejam pun terus mendapat gaji

Tuhan yang sedang menguji ku ataukah menguji mereka

Entahlah, mungkin ini sebuah wujud kebersamaan aku dan mereka

Sama – sama caranya meski berbeda rasanya

TANGIS ADIKKU

Tersedu ditengah malam yang gulita

Hanya lampu ibu kota menyusup disela pohon

Tertahan lapar melilit dalam perutnya

Tangis adikku

Kawan coba dengar apa jawabnya

Ketika ia ku tanya mengapa

Bukan lapar melilit yang ditangisinya

Tapi mereka yang berkuasa yang tak pernah iba

Ironi ketika kekuasaan menguasai hati

Laksana api (penguasa) membakar arang (kami)

Tak kuasa meredam bara bakarnya
Hanya berharap hujan turunlah




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline