Perkembangan pertumbuhan penggunaan lahan pada saat ini semakin pesat, lahan yang terbanguan semakin banyak sedangkan jumlah lahan yanga da di bumi ini tentu saja tidak dapat bertambah. Penggunaan lahan tentunya perlu dilakukan penyesuaian dan juga perhitungan, dimana agar tetap sustaina atau seimabng maka tidak dapat di biarkan juga prtumbuhan atau pengembangan lahan di Kawasan terbangun saja, seperti permukiman perkantoran perdagangan danjasa serta banyak lagi lainnya.
Tentu untuk mewujudkan hal itu diperlukan evaluasi terhadap arah pengembahan lahan, diaman evaluasi sendiri secara sepesifik merupakan kajian ulang terhadap sesuatu yang sudah berjalan dengan kurun waktu tertentu dengan diharapkan tujuannya ada sebagai pengetahuan baru atau kajian barau atau info terbaru mengenai apa yang sudah kita kaji atau kita lakukan evaluasi. Penggunaan lahan sendiri merupakan pemanfaatan lahan yang dilakukan untuk memaksimalkan berbagai macam unsur yanga da di dalamnya, dengan tujuan agar dapat bermanfaat untuk masyarakat.. sehingga jika diartikan sebagai kalimat sambung evaluasi lahan sendiri merupakan cara atau metode yang dilakukan pada penggunaan lahan yang sudah ada, di kaji di pertimbangankan dan sebagai outpunya di rencanakan agar arah perkembangan lahan ini sendiri dapat di control dan tetap sustain dan seimbang. Evaluasi terhadap pengemabangan lahan harusnya sering dilakukan karena di sini dapat di ketahui daerah penggunaan lahan mana dan pengembangan mana yang perlu untuk di lakukan penagturan terhadapnya, sehingga akan tetap terjaga lahan penggunaan pangan, lahan yang di gunakan permukiman, penggunaan lahan lindung dari sini semua dapat dilakukan pengkajian.
Contoh Evaluasi Kesesuaian Lahan dan Optimasi Penggunaan Lahan untuk Pengembangan Tanaman Kakao yang ada pada Kec Bate dan Kec Padang Tiji Di Kabupaten Pidie Provinsi Aceh dimana pada penelitian ini di lakukan dengan tujuan untuk mengetahui kelas kesesuaian lahan tanaman kakao, mengetahui karakter lahan sebagai area pengembangan kakao itu sendiri, sebagai bahan tolak ukur juga terhadap tangkat eklayakan usaha tani yang ada. Tak hanya itu optimalisasi penggunaan lahan berdasarkan kelas kesesuaian lahan juga menjadi sasaran atau output yang ingin di tuju dari penelitian ini.
Perhitungan ini dilakukan dengan menggunakan metode yang di bantu dengan shoftwere arc gis, yang selanjutnya dihitung tingkat kelayakan usahatani kakao dan dilakukan optimasi menggunakan QM for Windows untuk mendapatkan lahan optimum dengan keuntungan maksimum. Dengan perolehan hasil kelas kesesuaian lahan seperti ini Kecamatan Batee dengan kelas kesesuaianlahan type S1 (sangat sesuai) sebesar 35,42% (2.572,622 ha); S2 (sesuai) sebesar 20,31% (1.922,737 ha) dan N (tidak sesuai) sebesar 44,27% (3.572,008 ha); serta di Kecamatan Padang Tiji dengan kelas kesesuaianlahan type kelas S1 (sangat sesuai) sebesar 2,72% (306,173 ha); S2 (sesuai) sebesar 92,50% (10.429,770 ha); dan N (tidak sesuai) sebesar 4,79% (539,606 ha). Hasil analisis program linier menunjukkan bahwa luas lahan yang optimal digunakan seluas 3.475,065 ha. Keuntungan maksimum yang dapat diperoleh dengan luas lahan 3.475,065 ha adalah Rp 29.756.057.638,21 dimulai pada tahun produksi ke-7. Luas lahan aktual saat ini di Kec. Batee seluas 4.495,359 ha dan di Kec. Padang Tiji seluas 10.735,943 ha yang merupakan sumberdaya yang dapat ditingkatkan.
Dari perhitungan yang sudah dilakukan diatas dapat kita ketahui bahwa lahan optimalisasi perhitungan lahan kakau yang ada yang telah di gunakan adalah seluas 3.475,065 ha, dengan estimasi keuntungan maksimumnya mencapai Rp 29.756.057.638,21.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H