Tipologi partai merupakan sebuah paramater arah gerak partai politik. Dalam perkembangannya partai politik tidak selalu menggunakan 1 tipologi. Namun pergerakan dominan yang dilakukan menjadikan tipologi tersebut digunakan oleh partai politik. Dalam klasifikasi yang dikembangkan oleh ilmuwan politik, tipologi ada 4 jenis; Mass Party atau partai massa, Cadre Party atau partai kader, Cacth All Party atau partai oportunis, dan partai kartel.
Partai massa, Di awal berdirinya partai politik, ia berakar dari keresahan adanya oligarki dan sistem kerajaan yang kuat di eropa. Pemerintah hanya berasal dari kaum elite, keluarga para raja dan bangsawan. Dari sana, muncul lah ide untuk membuat perlawan dalam bentuk komunitas. Komunitas ini kemudian bertarung secara politik legal dan meruntuhkan singgasana kerjaan.
Dalam pertarungannya muncullah tokoh penggerak yang menggalang masa untuk mendukung. Komunitas yang bertarung secara legal di ranah politik ini kemudian di sebut partai massa. Meskipun partai massa lebih identik dengan adanya pergerakan komunitas buruh pekerja yang menyuarakan anti kapitalis dan berbondong-bondong menyuarakan adanya revolusi dalam pemerintahan. Pergerakan partai massa ini kemudian lebih mudah di jatuhkan, karena dengan hanya menyasar salah satu tokoh, pergerakan politiknya akhirnya terhenti.
Partai kader secara common sense diidentik kan dengan partai yang melakukan rekrutmen secara sistematis, berjenjang. Anggota partai mempunyai lapisan lapisan jenjang keanggotaan. Hal tersebut tidak bisa kita elak, namun yabg terpenting dalam partai kader ini adalah sebuah partai yang memiliki value/nilai khusus yang kemudian nilai tersebut di tularkan antar individi secara internal maupun eksternal.
Nilai kepartaian menjadi sangat penting untuk dapat mempengaruhi sebuah kebijakan baik intraparlemen maupun ekstra parlemen. Kemenangan dalam partai kader ini diasumsikan dengan semakin banyaknya orang yang memahami dan memperjuangkan nilai yang dimiliki oleh partai tersebut dan mencapai sebuah hegemoni ide. Sayangnya kecenderungan partai yang memiliki ide berasal dari inovasi namun stuck menjadi sebuah kekakuan karena terikat pada ide yang ada. Relasi yang kaku membuat partai cenderung tidak berkembang dan perolehan pemilihnya menurun
Partai cacth all menjadi sebuah bentuk partai yang dianggap paling mudah diterima oleh masyarakat. Karena partai ini seperti air yang dapat menyesuaikan bentuk dengan ruang yang ada. Dimana sebuah masyarakat yang berpotensi sebagai pemilih, maka dia akan melakukan segala cara untuk dapat meraih hati pemilih. Sama halnya marketing dalam sebuah perusahaan, untuk dapat menggaet pemilih ia akan menawarkan sisi partai yang mudah diterima oleh customers. Misi dan wajah asli dari partai tentu tidak ditampilkan secara langsung.
Kritik banyak diberikan pada partai dengan tipilogi ini. Karena basis pemilih dari cacth all party sangat heterogen dan tidak mencerminkan fungsi partai dalam sistem politik yang menjadi kanalisasi lapisan masyarakat. Partai ini menjadi acceptable dinegara dengan pertumbuhan penduduk yang tinggi dan memiliki high floating mass. Namun semakin banyaknya partai politik yang memilih jalan ini akan membuat ketidakjelasan identitas partai politik dan antipati masyarakat yang akan menjadi lebih cerdas.
Partai kartel identik dengan partai dagang. Tipologi partai kartel berbeda dengan sebuah perusahaan. Tetapi memiliki kesamaan orientasi dengan perusahaan. Yaitu dengan mendapatkan profit uang dalam berdirinya partai politik. Partai jenis ini tidak peduli dengan suara yang diperoleh dalam election yang diikuti, tidak peduli dengan respon masyaramat terhadapnya.
Yang ia perlu perhatikan adalah respon pasar terhadap partainya. Dalam hal teknis, orientasi partai dalam kancah politik dan jabatan publik adalah mendapat proyek yang dapat dijalankan oleh partainya dimana dengan kegiatan tersebut dapat membiayai partainya dan keuntungan bagi pemilik dan anggota partai.
Kelemahan dari lartai bertipologi ini ialah kesalahkaprahan dalam menempatkan orientasi sebagai partai politik. Tidak jelasnya orientasi menyebakan partai ini lebih cenderung terombang ombing dalam sistem politik. Meskipun baginya ini tidak masalah. Dan kecenderungannya partai dengan tipologi ini akan bubar dan kembali menjadi coorporate dimana partai ini berdiri juga dari perusaahan.
Di Indonesia penulis melihat fase perkembangan partai politik dari pemilu 1955 sampai pemilu 2019 memiliki fase tipologi dari partai massa hingga partai kartel. Diawal pemilu 1955 yang dianggap sebagai pemilu yang demokratis dan dikatakan sebagai contoh ideal penyelenggaraan pemilu, tipologi partai massa dan kader sangat mencuat.