Ini pengamatan saya dan teman-teman ketika berkunjung ke lokasi bencana Tsunami Anyer, sebelum malam Tahun Baru 2019.
Berikut catatan saya yang sanggup saya kisahkan di sini.
Bangunan Hotel Hancur
Hotel/cottage pada tutup. Masyarakat belum bisa buka warung karena warungnya hancur diterjang Tsunami. Sebagian besar restoran masih tutup karena belum ada wisatawan. Banyak bangunan Villa, Hotel, termasuk Cottage yang luluh lantak, dan pastinya belum sempat diperbaiki.
Kalau toh masih ada bangunan Villa, Hotel, serta Cottage yang tidak terkena dampak Tsunami, juga mengalami kondisi serupa.
Sepi dikunjungi pemesan.
Pasalnya, banyak tamu-tamu yang meng-cancel atau membatalkan acara Malam Tahun Baru, karena khawatir Tsunami datang lagi. Kalau ada yang berani, woww..
Padahal, seperti pesanan di akhir tahun sebelumnya, pesanan di setiap Malam Tahun Baru selalu Peak Season. Puncaknya industri hospitality meraup keuntungan dari event Merayakan Malam Tahun Baru.. Sebaliknya, wisatawan masih mikir beratus ribu kali untuk berlibur ke pantai.
Nelayan
Para nelayan belum berani melaut karena masih trauma. Padahal ini mata pencaharian mereka. Pasar pelelangan ikan menjadi sepi, karena ikan-ikan segar belum bisa dijual, sebab belum ada pasokan dari nelayan. Pedagang ikan pun kena dampaknya. Tidak bisa berdagang ikan.
Luar biasa dampak musibah Tsunami Anyer yang dekat dengan Selat Sunda.
Semoga ini jadi bahan muhasabah dan masyarakat disana segera bangkit kembali.
Khususnya momentum kebangkitan Industri Parawisata Halal di sepanjang laut Provinsi Banten.
Pandeglang, Banten, 30 Desember 2018
Tertanda,
Bang Fai
(Veteran Relawan Tsunami Aceh... )
-----
Catatan: Dikisahkan ulang oleh Fai Fajar kepada saya, Zaky Ghost Writer Indonesia.