Lihat ke Halaman Asli

kutunggu di wisudaku

Diperbarui: 25 Juni 2015   00:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Tritt titt... tritt titt..

Bunyi sms pagi itu membangunkan tidurku.. Langit diluar masih gelap,, meski sempat terdengar beberapa ayam yang berkokok. Jam dinding kamar masih menunjukkan pukul 3 pagi hari. Tanganku mencari sumber bunyi hp yang datang lebih cepat. Biasanya bunyi alarm berbunyi pukul4 pagi, alarm yang biasanya aku setel jam segitu. Dengan mata masih sayu, ku buka sms tersebut.

“Nanti datang ke wisudaku kan??”...

Saat itu, aku baru ingat kalau hari ini nanti, tepatnya siang nanti ada teman seperjuangan yang akan mengenakan baju kebesarannya. Mengapa aku sebut baju kebesaran,,, karena baju tersebut hanya digunakan bagi orang yang sudah melakukan perjuangan selama 3 tahun, 4 tahun, atau lebih dalam pergelutan mata kuliah dikampus. Bagi sebagian orang merasa berat, sebagian yang lain menikmatinya. Selain itu, aku sebut baju kebesaran karena memang baju tersebut memang ukurannya dibuat besar. Coba bayangkan apabila toga yang digunakan ukurannya press body..  :P

**********

Aku baru ingat juga, sekarang tanggal 22 September 2012. Hari yang akan berkesan bagi baginya. Sulu aku pernah bilang kalau aku pasti datang ke acara spesialnya. Namun, beberapa hari ini, aku merasa berat untuk datang ke acara wisudanya, bukan tidak mau datang, tapi hanya merasa berat untuk melangkahkan kakiku kesana. Dialog pun terjadi dalam pikiranku..

“bener akan datang ke acaranya??? Kamu bakal masih keingat terus atau malah membuat dia yang ingat terus dan bimbang..”

“ tapi kalau kamu gak datang, dulu kamu sempat janji bakal melihat prosesi pelepasan sandang mahasiswnya..”

“ datang... “

“gak datang...”

“datang... “

Ahh,, pikiranku mulai kacau lagi saat itu. Aku pun segera bangun dari tidur dan imajinasiku. Segera ku basuh wajahku, rasa segar merasuk ke wajah dan badanku. Meski air yang digunakan agak dingin, tapi benar benar nikmat air tersebut. Kulanjutkan untuk ambil sajadah yang masih bagus, meskipun sudah tiga tahun menyertaiku dalam beribadah pada-Nya. Kugelar dan kunikmati bau sajadah dalam sujudku. Kali ini benar-benar aku mencoba menikati setiap gerakan yang kulakukan, Ku mencoba untuk tenang dan tidak terburu-buru menyelesaikan seperti beberapa sholat yang lalu.

Memang benar, ketika kamu fokus melakukan sesuatu, kamu seolah Cuma bergelut dengan apa yang kamu fokuskan. Termasuk dalam sholat, kamu seakan-akan berkomunikasi dengan-Nya.

Seusai sholat subuh, aku kembali ke kamar. Berdiam diri, hati mulai terasa tenang. Sekarang tidak tidur lagi seperti kemarin pagi dan pagi sebelumnya. Kembali teringat tadi malam sebelum tidur, smsnya yang menanyakan untuk datang ke acaranya.

“besok datang ke wisudaku ta mas??? Alhamdulillah orang tuaku bisa datang semua. “ smsnya.

“ Aku gak tahu apa bisa datang atau tidak, maaf” , balasku singkat.

“ Tapi orang tuaku pengen ketemu kamu mas, meski Cuma sebentar saja” , jawabnya.

“Iya, tapi aku memang gak bisa datang kayaknya”, jawabku.

Tidak ada sms lagi setelah itu, dan pagi tadi pagi tadi smsnya yang terakhir memastikan bahwa aku bisa datang. Dan pukul 5 pagi baru ku balas smsnya.

“maaf dek, aku tidak bisa datang ke wisudamu nanti, aku tahu aku sudah melanggar janjiku, tapi kurasa memang lebih baik jika aku tidak datang. Tolong sampaikan maaf dan salamku ke orang tuamu”.

Beberapa menit setelah pesan terkirim, ada sms balasan darinya..

“makasih mas”, jawabnya singkat.

Aku tidak tahu pasti maksud dari balasan singkatnya, aku tahu dia kecewa, aku tahu dia pasti marah, Tapi yang aku di hati kecilnya dia sedikit bisa mengikhlaskan ini semua, karena ada tangan-tangan Sang Pengasih yang selalu mendampinginya kapanpun dan dimanapun. Meskipun begitu, aku masih merasa bersalah padanya, aku tidak menginginkan agar engkau mengerti dan memahamiku, biarkan kuasa Allah yang mengatur ini semua. Biarkan Dia menunjukkan kekuasaan-Nya pada kita. Manusia Cuma bisa berusaha dan berdoa. .

Terimakasih kawan, engkau sudah memotivasiku agar menjadi yang lebih baik.

Maafkan aku, tidak bisa hadir di wisudamu.

Perjuanganmu belum berhenti sampai disini, masih ada perjuangan yang lebih berat, perjuangan hidup yang sesungguhnya, dimana apa yang kamu pelajari di kampusmu belum tentu sama dengan kenyataan hidup.

Pergunakan ilmu yang kamu dapat ini untuk menambah kebaikan dan kebermanfaatan.

Semangat!!!

9 September 2012




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline