Implementasi Aquaponik Organik merupakan kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Negeri Malang di Desa Gasek RT 05. Aktivitas ini dilakukan bersama dengan pemuda karang taruna di desa setempat. Kegiatan ini diadakan berdasarkan beberapa permasalahan nyata yang kerap dirasakan oleh masyarakat sekitar.
Salah satu permasalahan yang ada yaitu hingga saat ini masih banyak warga yang berkeinginan untuk melakukan budidaya tanaman hingga budidaya ikan. Hal tersebut didasarkan dari banyaknya warga yang ingin memiliki usaha dengan cara budidaya. Namun, beberapa halangan cukup membuat warga tidak dapat mencapai keinginan tersebut dikarenakan minimnya lahan di pemukiman setempat. Disisi lain masih terdapat bayangan bahwa untuk melakukan budidaya tersebut akan membutuhkan biaya yang sangat banyak.
Sehingga tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menyampaikan hal yang inovatif kepada masyarakat bahwa dengan keterbatasan lahan masih dapat melakukan budidaya dengan cara menerapkan akuaponik. Akuaponik menjadi media bertani yang inovatif di kalangan masyarakat dan menciptakan budaya bertani bersih atau bertani modern dengan ilmu akuaponik yang diterapkan.
Akuaponik mengintegrasikan antara akuakultur (budidaya ikan) dan hidroponik (penanaman tanaman dalam air tanpa tanah) untuk menciptakan sistem simbiotik yang efisien dalam pertumbuhan tanaman sayuran berdasarkan prinsip daur ulang air dan nutrisi yang berkontribusi pada sistem pangan yang berkelanjutan.
Pada kegiatan ini akuaponik yang dibuat memanfaatkan tanaman kangkung dan ikan lele. Alasan penggunaan tanaman kangkung karena tanaman ini tumbuh relatif cepat dan dapat dipanen sebagai sayuran dalam waktu 4-6 minggu. Pertumbuhannya yang cepat, berpotensi menghasilkan daun muda yang dapat digunakan sebagai sayuran dalam jumlah cukup banyak. Adapun pemanfaatan ikan lele pada akuaponik iki karena ikan lele mampu bertahan hidup pada kondisi perairan yang kurang baik dan perawatannya mudah.
Selain itu kegiatan ini juga dapat mendukung program Sustainable Development Goals (SDGs) khususnya SDGs nomor 2 (pangan untuk semua), 6 (air bersih dan sanitasi), 13 (tindakan iklim), 14 (kehidupan di bawah air), dan 15 (kehidupan di darat). Akuaponik meningkatkan produksi pangan melalui pemanfaatan air secara efisien dan menghasilkan ikan dan tanaman sayuran.
Penggunaan air dalam sistem akuaponik dapat menjadi solusi ketersediaan air bersih karena air didaur ulang pada sistem ini. Jejak karbon dalam pertanian melalui pupuk kimia dan pestisida tidak ada dalam sistem yang hanya menggunakan pupuk organik ini sehingga mengurangi jejak karbon. Akuaponik membantu keberlanjutan kehidupan akuatik dan juga untuk kehidupan darat akan berdampak pada penggunaan lahan pertanian yang semakin sempit dan terbatas.