Lagi-lagi Corona. Atau istilah nama bekennya Covid-19. Memang sih, cukup keren untuk diucapkan, Covid-19. Benar-benar sebutan yang cukup keren dan super canggih. Hmmm... Zaman sekarang semakin canggih. SDM-nya semakin canggih. Sampai-sampai penyakitnya pun ikut-ikutan canggih. Segala virus ikut viral di media sosial. Tapi yang membuat viral bukan virusnya, melainkan efek dari virus itu sendiri. Hmmm... Covid-19.
Zaman dahulu, namanya penyakit paling hanya panas, masuk angin atau sakit kepala. Pengalaman saya, dulu saya sakit kepala, oleh ibu saya dikasih obat masuk angin bisa sembuh. Begitupun sakit panas, ibu kasih obat sakit kepala juga bisa sembuh. Entah ya, itu karena keyakinan atau karena semua obat mengandung paracetamol. Tak tahu juga. Buktinya semua obat yang dipakainya sama, eh penyakitnya langsung jera.
Lain dengan zaman kekinian. Sampai-sampai penyakit pun ikut-ikutan kekinian. Covid-19 belum ditemukan obat penangkalnya. Kalau sudah ditemukan pun masih diperkirakan. Belum pasti. Seperti minum susu jahe, minum madu, berjemur di tengah terik matahari, menggunakan masker atau hand sanitizer. Semua itu baru bentuk pencegahan. Setiap orang cuma bisa berusaha untuk menghindari penularan dari virus masa kini ini. Hmmm... Weleh-weleh... Covid-19.
Covid-19 atau bernama asli Corona Virus. Bikin viral tapi tidak asal. Muncul dari kota Wuhan, China. Dan sekarang unjuk gigi di berbagai belahan dunia. Dimana-mana Corona. Di dunia nyata, yang dibahas corona. Di dunia maya, juga corona. Dari pejabat bahas corona. Sampai rakyat jelata juga bahas corona. Di lingkungan perkantoran yang dibahas corona. Di lingkungan sekolahan pun corona. Gila. Benar-benar si Corona ini makin merajalela. Tapi ingat, merajalela bukan berarti tak ada lawannya. Semoga lawan corona segera menampakkan batang hidungnya ya.
Sebenarnya bosan ya dimana-mana bahas si corona atau covid-19 ini. Tapi mau bagaimana lagi. Si Corona ini realitas. Tidak bisa ditangkal dengan antivirus modernitas di kalangan software, seperti SMADAV, AVIRA, Kaspersky atau yang lainnya.
Bagi saya virus corona ini sok keren. Seolah-olah dia juga masuk lingkungan sekolah dan minta dijadikan bahan pelajaran. Dan kebetulan saya guru Bahasa Indonesia. Sepertinya, coronavirus atau covid-19 ini minta dibuatkan soal.
Misalnya, pembahasan kata kajian dan kata populer. Atau, kata serapan kali ya. Karena bersamaan dengan Covid-19 ini banyak istilah yang muncul. Seperti ; lockdown, social distancing, suspect, positif, karantina, isolasi dan sebagainya. Belum lagi akronim seperti ODP, APD, dan PDP. Dan istilah yang lain semacam disinfektan dan hand sanitizer. Wuuuiih... Benar-benar si Covid-19 ini sok keren kan?
Akan tetapi, walau bagaimanapun penyakit tetaplah penyakit, virus tetaplah virus, dan akibatnya sangat mematikan.
Semoga tulisan receh ini bisa menjadi literasi atau warna dalam pembahasan covid-19. Agar kita tidak terpaku pada akibatnya dan lebih cenderung sama-sama mencegahnya.
Selain itu, supaya kita tidak kaku dalam ketakutan lantaran efek dari si Corona ini. Karena sebetulnya, kesembuhan dari penyakit itu 50% karena obat, dan 50% lainnya karena keyakinan (mindset). Begitu sih kata kebanyakan orang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H