Lihat ke Halaman Asli

Ghiyats Hamasah Izzulhaq

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prodi Pendidikan IPS.

Quarter Life Crisis

Diperbarui: 9 November 2022   10:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Quarter Life Crisis merupakan fase dimana seseorang sedang mengalami rasa takut, cemas, ragu dalam menghadapi kehidupannya di masa depan serta menentukan kualitas hidupnya. Fase ini akan dialami oleh orang-orang yang berusia sekitar 20-30an.

Perasaan-perasaan yang ada pada masa Quarter Life Crisis muncul secara alami dari diri seseorang. Dan biasanya fase ini mulai muncul di masa-masa akhir bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) atau perkuliahan ketika menjelang kelulusan. Mereka akan seringkali merasa khawatir dalam menghadapi kehidupan di masa yang akan datang.

Pada tahun 2001, Robbins dan Wilner, merupakan orang yang pertama kali mengemukakan istilah Quarter Life Crisis. Hal ini mereka ungkapkan berdasarkan penelitian mereka pada kaum muda di Amerika. Robbins dan Wilner juga menyebutkan fase ini sebagai "Twentysomethings", yang artinya ialah seseorang yang baru saja akan meninggalkan kehidupannya sebagai seorang pelajar, dan memiliki tuntutan untuk bekerja atau menikah.

Di dalam jurnal yang berjudul "The Holistic Phase Model of Early Adult Crisis" pada tahun 2013, Robbins dan Wilner membahas mengenai Quarter Life Crisis dan juga karakteristik secara umum, di antaranya ialah :
a. Seorang individu tidak mengetahui keinginan dan tujuan hidupnya
b. Pencapaian pada usia 20-an tidak sesuai dengan harapan
c. Takut akan kegagalan
d. Tidak ingin merelakan masa kecil dan masa remaja berakhir
e. Takut tidak mampu menempatkan pilihan yang tepat untuk sebuah keputusan, dan
f. Cenderung membandingkan pencapaian dan keadaan diri sendiri dengan orang lain sehingga membuat diri merasa tidak mampu dan tidak berguna

Tanda-tanda seseorang sedang mengalami Quarter Life Crisis ialah :
a. Mempertanyakan tujuan hidupnya
b. Cemas akan kehidupannya kelak
c. Merasa kehidupannya tidak bahagia
d. Lingkaran pertemanan yang berubah atau berkurang
e. Keresahan yang timbul karena efek dari sosial media
f. Kurang motivasi hidup
g. Seringkali membeli barang yang mahal hanya untuk menunjukkan kemampuan dirinya

Terdapat 5 fase dalam Quarter Life Crisis
a. Fase Terjebak
Kita akan merasa apa yang kita lakukan selalu salah dan merasa tidak berada di tempat yang tepat.
 
b. Fase Sadar
Perlahan kita menyadari bahwa kita berada di fase seperempat abad. Dan kita juga menyadari bahwa bukan hanya kita seorang yang mengalami fase ini, tetapi orang lain juga.
 
c. Fase Melepas Beban
Pada fase ini seseorang mulai membuat beberapa pilihan hidup yang akan diambil. Berjuang untuk mencari jalan keluar dari fase krisis ini, dan fokus akan kehidupannya sendiri demi kebaikan di masa yang akan datang.
 
d. Fase Menata Hidup
Setelah membuat beberapa pilihan hidup, maka seseorang akan mengambil sebuah keputusan dan mulai untuk membangun potensi yang ada pada dirinya. Pada fase ini pun akan membuat seseorang menyadari bahwa hidup membutuhkan tujuan yang jelas.
 
e. Fase Dewasa
Setelah melewati 4 fase tersebut, maka seseorang mulai berpikir lebih matang sebelum bertindak, menyikapi hal-hal dengan sikap yang dewasa, dan siap dalam menjalani kehidupan.

Cara Melewati Fase Quarter Life Crisis

a. Mengenali Diri

Jika seseorang ingin melewati fase ini, maka seseorang harus mengenali dirinya sendiri terlebih dahulu. Apa yang sebenarnya ingin dilakukan, dengan cara apa seseorang bisa menjalani kehidupannya, kelebihan serta kekurangan apa yang dimiliki oleh seseorang, hingga nantinya bisa membentuk jati diri dan memiliki mental yang kuat.
 
b. Produktif

Perbanyaklah kegiatan, jangan hanya berdiam diri dengan melamun, bermain smartphone berrjam-jam, atau merenungi nasib. Tetapi lakukan berbagai kegiatn yang bisa membuat hidup lebih produktif dan bermanfaat. Maka dengan ini seseorang bisa menghindari pikiran-pikiran negative.
 
c. Berhenti untuk Membandingkan Kehidupan dengan Orang Lain

Seseorang merasakan bahwa kehidupan orang laih lebih mudah dijalani dibandingkan dengan kehidupannya sendiri. Hal ini bisa saja didasari ketilka melihat aktifitas orang lain melalui unggahannya di sosial media, atau ketika sedang kumpul untuk saling bertukar cerita. Maka dari itu, berhent membandingkan kehidupannya dengan orang lain, dan kita akan merasakan hidup lebih tenang dan tanpa beban.
 
d. Percaya akan Proses

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline