Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Irfan Ghifary

Sosiologi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Memahami Fenomena FOMO (Fear of Missing Out) dengan Teori Imajinasi Sosiologi Charles Wright Mills

Diperbarui: 6 November 2023   22:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

me (dokpri)

Suatu hari tepatnya hari Selasa, ketika terbangun dari tidur saya langsung duduk dan tersadar bahwa jam sudah menunjukkan pukul 05.00 WIB, waktu subuh telah lewat, lalu dengan segera saya langsung mengambil air wudhu dan mengqodho' sholat subuh. Setelah menunaikan ibadah sholat subuh, tak lupa saya melihat smartphone yang saya miliki. Melihat notifikasi pesan-pesan yang semalam belum terbaca dan membalas chat-chat tersebut, kemudian tak lupa juga melihat media sosial yang saya miliki, seperti Tiktok, dalam platform tersebut banyak tersaji konten-konten yang menarik, namun ketika itu banyak muncul dalam platform tersebut konten-konten tentang tempat wisata yang sangat menarik dan memiliki pemandangan yang sangat indah di Yogyakarta, salah satu wisata tersebut membuat saya terkagum dengan keindahannya, nama tempat tersebut dikenal dengan Kebun buah Mangunan. Tempat wisata yang terletak di daerah Mangunan, Kec.Dlingo, Kab. Bantul, DI.Yogyakarta. Tentu dengan melihat konten-konten tersebut ada rasa kegelisahan tersendiri dalam diri saya yang tidak ingin kehilangan moment yang sedang popular dikunjungi oleh Masyarakat. Setelah melihat konten tersebut saya dan teman-teman langsung merencanakan untuk pergi jalan-jalan atau healing dalam istilah yang populer saat ini ke wisata Kebun buah Mangunan tersebut, untuk menghilangkan rasa kegelisahan yang ada dalam diri saya dan teman-teman yang tidak ingin kehilangan moment tersebut. Dari pengalaman diatas, dapat dilihat bahwa fenomena FOMO(fear of missing out) ini sangat berpengaruh terhadap kehidupan sosial seorang individu, khususnya saya sebagai makhluk sosial yang juga terpengaruh terhadap fenomena tersebut. Melalui kacamata imajinasi sosiologi dapat kita gali lebih dalam mengenai interaksi sosial, prilaku sosial, dan pengalaman sosial yang dialami oleh individu.

Imajinasi Sosiologi merupakan suatu teori yang dikemukakan oleh Charles Wright Mills dalam bukunya yang berjudul The Sociological Imagination(1959). Dalam buku ini Mills menjelaskan imajinasi sosiologi adalah suatu cara untuk melihat dan memahami hubungan antara pengalaman pribadi individu dan masalah publik dalam struktur sosial. Menurut Przybylski(2013) FOMO atau fear of missing out merupakan suatu kecemasan akan kehilangan suatu momen berharga suatu individu atau kelompok yang ditandai dengan keinginan untuk tetap terus terhubung dengan apa yang yang orang lain lakukan melalui internet atau media sosial. Mengenai imajinasi sosiologi ini saya memahami bahwa, setiap masalah pribadi individu dengan masalah sosial tidak dapat dipisahkan karena antara kedua masalah tersebut memiliki keterkaitan yang sangat mengikat. Permasalahan setiap pribadi individu itu bukan hanya akibat dari keputusan atau prilaku yang diambil, namun bisa saja dipengaruhi oleh keputusan general(umum) seperti budaya, agama, ekonomi, kebijakan pemerintah, dan struktur sosial yang berlaku. Pada fenomena diatas tadi, FOMO atau fear of missing out ini menjadi masalah sosial ketika masalah individu ini dapat mempengaruhi individu lainnya melakukan hal yang sama. Melalui teori imajinasi sosiologi kita dapat memahami bahwa fenomena FOMO ini dipicu oleh tekanan untuk selalu mengikuti norma sosial tertentu, individu merasa terdorong untuk selalu mengikuti, atau mereka akan merasa tertinggal. Selain adanya tekanan norma sosial, kemajuan teknologi dan digital juga berperan dalam terjadinya fenomena FOMO ini. Setiap individu  merasakan gejolak dari perkembangan teknologi dan digital ini, yang menyebabkan muncul ekspetasi atau norma baru tentang hubungan dan kegiatan sosial. Melalui kacamata imajinasi sosiologi ini kita dapat melihat fenomena FOMO ini secara lebih luas dan dapat menggali lebih dalam akar penyebabnya dalam masyarakat.

Teori imajinasi sosiologi diperkenalkan oleh Charles Wright Mills. Mills merupakan seorang sosiolog berkebangsaan Amerika, ia lahir pada 28 Agustus 1916 di Waco, Texas. Pada tahun 1941, Mills mendapat gelar A.B dan A.M. di Universitas Wisconsin. Kemudian pada tahun 1946, ia mendapat gelar Ph.D. di Universitas Columbia, kemudian ia bergabung dengan Fakultas Sosiologi dan menjadi Dosen disana. Pemikiran Mills dalam semua karyanya dipengaruhi Sebagian besar pemikiran Max Weber.

Mills, C. Wright (1959). The Sociological Imagination.Oxford University Press, Inc.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline