Lihat ke Halaman Asli

Asep Abdurrahman

Hidup untuk berkarya dan berkarya untuk hidup

Menakar Peluang dan Tantangan UNBK

Diperbarui: 4 Mei 2017   17:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penggunaan teknologi dalam pembelajaran telah lama dimanfaatkan untuk membantu peningkatan kualitas pembelajaran. Pemanfaatan teknologi dalam proses pembelajaran terutama teknologi komputer memudahkan para pendidik untuk menjelaskan materi pembelajaran yang bersifat abstrak dan jauh dari penalaran peserta didik menjadi mudah dijangkau atau dipahami

Melalui teknologi pembelajaran para pendidik akan mudah melakukan simulasi pembelajaran mendekati kondisi nyata dari suatu materi pembelajaran yang abstrak, misalnya penjelasan tentang gerakan lempeng tektonik yang menimbulkan banyak korban mudah diuraikan dengan bantuan simulasi teknologi.

Simulasi gerakan lempeng tektonik melalui animasi akan memudahkan pemahaman dan penghayatan peserta didik untuk materi pembelajaran tersebut. Penggunaan teknologi pembelajaran semakin kuat pengaruhnya seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang telah merambah kehidupan masyarakat. Pembelajaran menggunakan TIK sering disebut dengan e-learning yang merupakan proses pembelajaran melalui penggunaan teknologi atau internet pada khususnya atau pembelajaran berbasis komputer (Nurchaili, 2010).

Penggunaan internet dalam proses pembelajaran menjadikan proses pembelajaran berbeda dengan pembelajaran yang dilakukan pendidik sebelum mengenal TIK sehingga akan menarik perhatian peserta didik dalam proses pembelajaran. Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran telah mengubah proses pembelajaran “dari ruang kelas ke mana saja dari waktu siklus ke waktu nyata, dari kertas ke online, dan dari fasilitas fisik ke jaringan kerja” (Abdullah: 2009).

Pembelajaran dapat berlangsung di ruang sekolah atau di rumah atau dimana saja bergantung pada kemauan peserta didik. Pemanfaatan TIK ini menyebabkan proses pembelajaran dapat terlaksana tanpa ada pembatasan waktu sepanjang peserta didik mau melakukannya. Hal itu akan mendorong peserta didik untuk meningkatkan kompetensinya sesuai dengan kemampuan dan keinginan belajarnya. Pemanfaatan TIK dalam proses pembelajaran dilakukan dalam berbagai bentuk antara lain penyediaan bahan ajar secara online (bahan ajar tersimpan dalam bentuk buku atau artikel di internet), program computer assisted learning, bahan alat peraga atau simulasi, pembelajaran Moodle dan Facebook (Darmawan dan Siti: 2014), dan pembelajaran jarak jauh (sekolah terbuka).

UNBK sebagai Terobosan baru

sz0-bdwzxocag4v5ja77n-rgkcgzuhwa-58f0d2715a7b61f7078dc93d.png

Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) Pelaksanaan UNBK dalam sistem pendidikan nasional mulai dirintis penerapannya pada tahun 2013 di sekolah Indonesia di Singapura dan Malaysia. Sekolah tersebut dipilih karena kesiapan sekolah dan ketersediaan fasilitas komputer untuk digunakan peserta didik dalam ujian.

Sekolah tersebut merupakan sekolah rintisan dalam penerapan UNBK dan sekaligus merupakan jawaban atas permintaan pimpinan kementerian yang menginginkan penyempurnaan dalam pelaksanaan ujian nasional yang selama ini dilakukan dalam bentuk tertulis (PBT). Upaya pemanfaatan komputer dalam penyelenggaraan ujian nasional telah dikembangkan sejak lama oleh Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik: 2008).

Pada awalnya, model atau aplikasi yang dikembangkan adalah CAT yaitu model ujian dengan interaksi langsung dengan komputer yang telah tersedia sejumlah butir soal dan peserta ujian, diuji sesuai dengan kemampuannya. Ujian berhenti bila peserta ujian menjawab soal salah pada sejumlah butir soal dengan tingkat kesukaran tertentu sesuai dengan kemampuan peserta ujian. Berdasarkan data tingkat kesukaran soal yang dijawab salah dan benar, komputer secara otomatis menghitung (estimasi) kemampuan optimum peserta ujian.

Hasil CAT ditentukan pada estimasi kemampuan peserta ujian berdasarkan soal yang dikerjakan. Model CAT memberikan soal sesuai dengan kemampuan peserta ujian. Bila kemampuan peserta ujian rendah maka akan muncul soal dengan tingkat kesukaran rendah. Sedang bila kemampuan peserta ujian tinggi maka muncul soal dengan tingkat kesukaran tinggi

Dalam CAT dapat diestimasi tingkat kemampuan setiap peserta ujian. Peserta didik dinyatakan selesai menempuh ujian bukan didasarkan pada banyaknya butir soal yang dikerjakan dengan benar. Namun, menurut estimasi optimum peserta didik yang dilakukan secara otomatis oleh komputer.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline