Lihat ke Halaman Asli

Ghifarul Madilla

Mahasiswa UPN Veteran Yogyakarta Jurusan Hubungan Internasional

Diplomasi Ekonomi Indonesia dalam Upaya Meningkatkan Kesejahteraan Melalui Kerangka Kerjasama IMT-GT

Diperbarui: 1 April 2023   22:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT) merupakan kerja sama ekonomi sub-regional di wilayah Asia Tenggara yang dimulai pada tahun 1993 dengan pertemuan pertama berada di Langkawi, Malaysia. Tujuan utama dari skema kerja sama ini adalah untuk mencapai perkembangan ekonomi dan inovasi juga termasuk rencana jangka panjang (IMT-GT, 1993). Kerja sama sub-regional ini merupakan hasil dari diplomasi ekonomi yang telah memunculkan banyak kerangka kerja yang membantu pertumbuhan ekonomi di negara yang terlibat. 

Diplomasi ekonomi merupakan kegiatan yang penting dan krusial untuk menjalin hubungan baik dengan negara lain melalui rangkaian kerja sama dan negosiasi antar negara. Diplomasi ekonomi memiliki aspek yang sangat luas sehingga sangat efektif untuk dilakukan untuk mencapai tujuan nasional melalui seperangkat kebijakan luar negeri. Diplomasi ekonomi seharusnya dilakukan dengan niat yang bersih, etis, dan proses yang memaksimalkan manfaat. Hal ini membentuk dasar untuk kerja sama sejati antar negara serta membentuk dasar pembangunan sosial-ekonomi. Diplomasi ekonomi seharusnya tidak dilihat hanya sebagai alat kepentingan untuk memperoleh bantuan keuangan, dan teknologi oleh negara yang akan melakukan kesepakatan (Chatterjee, 2020). Namun demikian, setiap pihak yang terlibat dapat mengembangkan hubungan yang baik ini dengan menawarkan proposal kerangka kerja yang  berkelanjutan. Dengan demikian, pihak-pihak yang terlibat akan mendapatkan manfaat yang seimbang serta akan mendorong adanya transfer pengetahuan dan teknologi. Dalam konteks persaingan internasional yang semakin ketat, diplomasi ekonomi memperkaya fokus diplomasi yang lebih terkenal dengan memperkuat peran hubungan ekonomi dan perdagangan, yang terbukti menjadi elemen prioritas hubungan internasional di abad ke-21.

Pada dasarnya, kerangka kerja sama IMT-GT ini merupakan hubungan antar negara yang hierarkis, namun pada perkembangannya kini IMT-GT juga terbuka kepada keikutsertaan lembaga swasta dalam menjalankan misinya. Hal ini sesuai dengan sifat diplomasi di abad ke-21 yang berkisar pada manajemen kompleksitas. Mengingat keterlibatan aktor yang semakin beragam, diplomasi harus menjangkau lebih terutama lembaga lokal dan masyarakat sipil (Cooper et al., 2013). Diplomasi abad ke-21 harus mulai beroperasi di dua bidang yang berbeda---club diplomacy, yang didominasi oleh aktor hierarki, sebagai pengawas dan koordinator utama dari kerangka kerja sama dan network diplomacy, sebagai aktor yang memiliki jangkauan yang luas, muncul sebagai aktor yang relevan untuk berkolaborasi. 

Menurut Rizal Affandi Lukman, Deputi Direktur Kerjasama Ekonomi Internasional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian yang memimpin delegasi Indonesia, IMT-GT harus segera menyikapi dinamika perkembangan ekonomi global dengan mengkaji dan menyusun langkah-langkah strategis yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan (Kementerian Koordinator Perekonomian Republik Indonesia, 2018). Selain itu, Forum IMT-GT menekankan pentingnya bekerja sama dengan para pemangku kepentingan untuk mempercepat pencapaian tujuan dari berbagai perspektif, termasuk perubahan iklim dan lingkungan, peran sektor swasta dalam pembangunan ekonomi kawasan, pendidikan, dan kesejahteraan komunitas, serta Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Kolaborasi dengan pemangku kepentingan sangat penting karena kolaborasi mendukung pencapaian pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif dan akan membuahkan hasil dalam waktu dekat. Terjadi perkembangan tugas diplomat dimana mereka harus mengelola hubungan kompleks dari club diplomacy sambil juga memperhatikan jaringan yang terus berkembang ini (Cooper et al., 2013). 

Dalam perkembangannya, program-program yang dijalankan oleh IMT-GT mengalami percabangan fokus yang pada awalnya pada peforma nasional seperti perwujudan sub-regional connectivity dalam mendukung ASEAN Connectivity kini juga berfokus pada perkembangan kota di setiap negaranya. Performa setiap wilayah di tingkat nasional akan mempengaruhi kualitas negara tersebut dalam berinteraksi dalam lingkup internasional. Kemajuan signifikan juga dilaporkan dalam tiga Area Fokus Utama, yang dirancang untuk memandu kolaborasi antara IMT-GT. Tiga bidang fokus utama adalah pertanian dan agroindustri, pariwisata serta produk dan jasa halal, yang masing-masing memiliki pencapaian signifikan melalui berbagai proyek yang membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kawasan IMT-GT (Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, 2021). Terlibatnya network diplomacy sangat terlihat pada skema kerja sama di bidang pendidikan yang menyoroti banyak sekali faktor dan aktor yang berperan dalam interaksi internasional, dan perlunya pola pikir yang sangat berbeda di pihak praktisi diplomatik. IMT-GT menyambut baik peran baru IMT-GT University Network (UNINET) dalam mempersiapkan generasi masa depan yang berkualitas dan memberikan inovasi untuk mendorong keberlanjutan di sektor tersebut. UNINET didorong untuk memimpin advokasi berbasis penelitian untuk mendukung pilar strategis IMT-GT. Selain itu, Forum mendukung UNINET untuk memperkuat perannya sebagai wadah pemikir regional dan bekerja sama untuk menghasilkan inovasi dan rekomendasi kebijakan untuk mendorong kerja sama regional (Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, 2022). Ekspansi aktor ini dibangun di atas tautan yang menyatukan berbagai aktor dengan tingkat keterlibatan dan minat yang berbeda. Dengan adanya spesialisasi ahli (expert) dalam setiap misinya, maka kolaborasi dapat lebih optimal dan mencapai efektivitas yang tinggi. 

Hasil dari kolaborasi pemerintah dan stakeholders menunjukkan adanya perkembangan dalam perekonomian negara IMT. Laporan capaian dari IMT-GT ini dapat dikatakan cukup memuaskan dimana antara 2014 dan 2021, PDB IMT-GT tumbuh sebesar 39 persen bahkan selama pandemi (Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, 2022). Petinggi IMT-GT kemudian memerintahkan agar komitmen tersebut harus diperkuat, terutama dalam situasi dunia yang semakin kompleks dengan ancaman resesi global pada tahun 2023. Keberhasilan ini menunjang terjadinya peningkatan pembangunan ekonomi. Dengan demikian, kesejahteraan masyarakat IMT terus meningkat dan angka kesenjangan dapat berkurang. 

Perubahan pola diplomasi di abad ke-21 menunjukkan bahwa perkembangan aktor dapat memberikan dampak bagi perluasan jangkauan misi diplomatik. Dengan adanya spesialisasi aktor, tujuan dari kerangka kerja sama akan tercapai dengan cara yang lebih efektif. Diplomasi yang hierarkis memberikan formalitas dalam hubungan antar negara dan aktor kolaborator menjadi bukti bahwa interaksi internasional yang ada ini sebagai akibat dari revolusi implementasi kontemporernya dan menunjukkan hasil yang baik.

References

Chatterjee, C. (2020). Economic Diplomacy and Foreign Policy-making. Springer International Publishing.

Cooper, A. F., Heine, J., & Thakur, R. (2013). The Oxford Handbook of Modern Diplomacy. Oxford University Press.

IMT-GT. (1993). Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT). Home - Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT). Retrieved March 30, 2023, from https://imtgt.org/

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline