Pernah kau begitu manis
Kemudian menjadi iblis.
Membuat hati kembali terkikis
Membalik riang menjadi tangis.
Begitu bengis dirimu tak peduli padaku. Jahatmu terselubung. Pantas kita tak menyambung.
Kau bagai sisa-sisa api unggun. Tak terlihat panas, namun nyatanya engkau ganas. Merah mu menyala begitu dibuka.
Menyakiti tanpa disadari. Sakitnya begitu mengejutkan, langsung mengerucut menunjuk sasaran. Membuat luka, meninggalkan bekas.
Beruntung aku seorang pejuang, yang masih bisa mentolelir trauma akan rasa sakit.
Sekarang, ayo kita tunggu. Siapa yang lebih dahulu tertunduk. Apakah kau yang akan menyerah pada kemunafikan, ataukah aku yang akan terus merasuk mencari kesempatan?
Kau angkuh, Aku tangguh.